Grebeg Apem Megengan: Tradisi Sakral Menyambut Ramadan di Jombang
Jombang kembali meriah dengan perayaan Grebeg Apem Megengan, sebuah tradisi turun-temurun untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh berkah. Pada Rabu pagi, ribuan warga memadati Alun-alun Jombang untuk menyaksikan kirab budaya yang sarat makna ini.
Kue apem menjadi simbol pembersihan diri menjelang Ramadan dalam budaya Jawa. Kata “apem” berasal dari bahasa Arab yang berarti mohon maaf, mengajarkan umat Islam untuk membersihkan hati, memohon ampunan, dan saling memaafkan sebelum memasuki bulan suci. Acara dimulai dengan kirab tumpeng apem raksasa dari Kantor Pemerintah Kabupaten Jombang, menjadikan lima tumpeng apem berwarna-warni sebagai daya tarik utama di alun-alun sisi barat.
Peserta kirab dari pelajar, komunitas budaya, hingga kendaraan hias, semuanya beriringan dengan antusiasme yang luar biasa. Tumpeng apem melambangkan keberkahan dan kebersamaan, diakhiri dengan rebutan apem yang penuh semangat.
Wakil Bupati Jombang, M. Salmanudin atau Gus Wabup, menyampaikan pesan persatuan dan kepedulian sosial dalam sambutannya. Ia menekankan pentingnya mempererat persaudaraan dan menjaga kekhidmatan Ramadan, serta mengajak masyarakat untuk meningkatkan nilai toleransi dan ukhuwah Islamiyah.
Setelah serangkaian prosesi, Grebeg Apem dimulai dengan pemukulan gong dan doa bersama, disertai santunan anak yatim yang menjadi bagian dari ritual. Tradisi ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga warisan budaya yang memperkuat kebersamaan masyarakat Jombang. Diharapkan Grebeg Apem terus dijaga dan dilestarikan sebagai cerminan nilai luhur dalam menyambut Ramadan.