Kanker kolorektal, atau kanker yang terjadi pada usus besar atau rektum, semakin meningkat terutama pada generasi Z. Faktor genetik dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab utama risiko tinggi penyakit ini pada usia muda, menurut dr. Sulpiana, M.Biomed, dosen Fakultas Kedokteran IPB University. Individu dengan riwayat keluarga kanker kolorektal memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini, namun pola hidup yang tidak sehat juga berperan besar dalam peningkatan kasus kanker ini. Kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang, serta konsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak menjadi faktor risiko utama yang dapat memicu kanker kolorektal di usia muda.
Kanker kolorektal biasanya berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda peringatan dini seperti perubahan pola buang air besar, adanya darah dalam feses, nyeri atau kram perut yang berkepanjangan, penurunan berat badan tanpa sebab, dan rasa lelah yang berlebihan. Dr. Sulpiana merekomendasikan skrining kolonoskopi sebelum usia 40 tahun bagi individu dengan riwayat kanker kolorektal dalam keluarga atau riwayat Irritable Bowel Syndrome (IBS) sebagai langkah pencegahan.
Dalam upaya menurunkan risiko kanker kolorektal, meningkatkan konsumsi serat dengan memperbanyak sayur, buah, dan biji-bijian, mengurangi konsumsi daging merah dan makanan olahan tinggi lemak, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan menjaga keseimbangan gizi dengan memperhatikan asupan nutrisi harian sangat dianjurkan. Dr. Sulpiana menekankan bahwa kesehatan usus sangat bergantung pada gaya hidup, sehingga perubahan pola makan dan kebiasaan hidup sehat dapat membantu mencegah kanker kolorektal sejak dini.