Barcelona di bawah arahan pelatih Hansi Flick telah memberikan kesempatan besar kepada pemain muda dari akademi La Masia. Dua di antaranya adalah Lamine Yamal dan Pau Cubarsi, bersama dengan Hector Fort, Pablo Torres, dan Marc Casado yang juga mendapat kepercayaan untuk menunjukkan kemampuan mereka. Kebijakan ini terbukti berhasil karena Barcelona era Lamine Yamal telah meraih dua gelar bergengsi, yakni Supercopa de Espana dan Copa del Rey, dan masih berpeluang menjuarai La Liga dan Liga Champions. Keberhasilan ini menunjukkan tidak hanya kualitas pemain muda Barcelona, tetapi juga strategi pembinaan pemain muda yang efektif. Barcelona tidak hanya unggul di atas lapangan, tetapi juga berhasil dalam regenerasi pemain dengan mampu mengandalkan bakat muda yang adaptif. Pemain muda ini tidak hanya sebagai bintang sepak bola, melainkan juga sebagai representasi dari perubahan budaya dan generasi di Barcelona yang membawa semangat dan pandangan baru dalam merayakan kesuksesan, mencerminkan nilai-nilai keluarga dan kebersamaan.