Adidas, merek pakaian olahraga dan alas kaki terkenal, mengumumkan rencananya untuk menaikkan harga semua produknya di Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh kebijakan tarif impor terbaru yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. CEO Adidas, Bjørn Gulden, menyatakan bahwa karena sebagian besar produk diproduksi di luar AS, tarif yang lebih tinggi akan berdampak pada kenaikan biaya dan akhirnya harga produk untuk pasar AS.
Adidas, perusahaan asal Jerman ini, memproduksi produk dan komponen dari negara seperti China, Vietnam, Indonesia, India, dan Kamboja. Tarif impor saat ini mencapai 145% untuk China dan negara lainnya juga akan menghadapi tarif sebelum masa jeda 90 hari dimulai. Meskipun belum ada kepastian mengenai besaran kenaikan harga, Gulden menegaskan bahwa kenaikan biaya akibat tarif impor akan mempengaruhi harga produk.
Meskipun ada ketidakpastian, Adidas mencatat peningkatan pendapatan dalam laporan kuartal pertama. Meski penjualan di AS hanya tumbuh 3%, penjualan di Amerika Latin, Eropa, China, Jepang, dan Korea Selatan juga mengalami kenaikan. Laba bersih mengalami kenaikan 12,7%, dengan total laba operasi mencapai 610 juta Euro atau 82%. Gulden mengakui kesulitan dalam mengukur dampak ketidakpastian tarif impor terhadap konsumen.
Sementara itu, Adidas masih menahan diri untuk memberikan proyeksi laba tahun depan karena kondisi pasar yang volatil. Meskipun pasar saat ini positif, perusahaan masih harus menghadapi tantangan dalam menyusun strategi harga dan merespons kebijakan tarif impor yang berubah-ubah.