Seni tari tradisional Jawa Timur tetap hidup dan berkembang di tengah arus globalisasi yang deras. Generasi milenial dari Jawa Timur menunjukkan semangat tinggi untuk melestarikan seni tari tradisional serta membawa inovasi ke dalamnya. Mereka tidak hanya menjaga warisan budaya leluhur, tetapi juga membuat seni tari tetap relevan dengan zaman. Berikut adalah beberapa profil penari muda berbakat dari Jawa Timur.
Dian Nova Saputra, atau lebih dikenal sebagai Dian Bokir, merupakan seorang penari dan penata tari asal Trenggalek, Jawa Timur. Bakatnya dalam seni tradisional seperti Reog, Jaranan, dan Wayang Kulit membawanya tampil dalam pertunjukan internasional yang disutradarai oleh Tadashi Suzuki. Selain beraksi di panggung dunia, Dian juga aktif dalam pengembangan komunitas tari Dimar Dance Theatre di Surabaya.
Anwari, seorang seniman muda dari Desa Nyapar, Sumenep, Jawa Timur, juga berhasil membawa seni tari Madura ke tingkat internasional. Meskipun sempat ditentang keluarganya, Anwari tetap kukuh dalam memilih jalur kuliah seni di Universitas Negeri Surabaya. Usahanya membuahkan hasil ketika ia terpilih tampil dalam pertunjukan “Dionysus” karya Tadashi Suzuki. Ia juga mendirikan Padepokan Seni Madura untuk melatih generasi muda dan melestarikan budaya lokal.
Aishwarya Neysa Putri, atau Neysa, adalah seorang penari muda asal Surabaya yang memiliki kecintaan terhadap seni sejak usia dini. Melalui Sanggar Laboratorium Remo, ia belajar dan melatih diri dalam tari tradisional sejak usia yang sangat muda. Selain menari tradisional, Neysa juga aktif dalam seni lain seperti tari modern, modeling, baca puisi, dan menjadi seorang MC. Komitmennya terhadap seni mendorongnya lolos ke program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa (IBMLB).