Minuman ‘surga’ yang disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an ternyata banyak ditemukan di Indonesia. Dalam surah Al-Insan ayat 5 dan 6, Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas berisi air kafur, yang merupakan air mata dari surga. Air kafur ini sebenarnya adalah air kamper atau kapur barus, yang sejarahnya memiliki kaitan dengan Indonesia.
Sejarah perdagangan kamper Indonesia ternyata cukup panjang, dengan catatan pohon kamper tidak dapat tumbuh di Timur Tengah, sehingga harus diimpor dari luar daerah. Kamper sudah diperdagangkan sejak abad ke-4 Masehi, tiga abad sebelum Al-Qur’an turun. Lokasi penghasil kamper disebutkan dalam teks-teks tradisional merupakan daerah Fansur, yang menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jaringan perdagangan yang luas.
Data historis mengungkapkan bahwa Fansur, tempat penghasil kamper, terletak di ujung barat Aceh atau Barus di Sumatra. Para peneliti dan sejarawan juga menunjukkan bahwa kamper yang dicatat dalam Al-Qur’an berasal dari Sumatra, khususnya Barus. Barus sudah dikenal sebagai bandar kuno sejak abad ke-1 Masehi dan berkembang menjadi pelabuhan penting di Sumatra pada era Kerajaan Sriwijaya abad ke-10.
Perdagangan kamper tidak hanya berpengaruh dalam sektor ekonomi, tetapi juga berperan penting dalam proses Islamisasi di Nusantara pada abad ke-7 Masehi. Sampai saat ini, kamper dari Barus masih diperdagangkan hingga ke luar negeri, menunjukkan pentingnya komoditas ini dalam sejarah perdagangan Indonesia.