Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi mengungkapkan bahwa Sekolah Rakyat di Jateng sedang dipersiapkan untuk mulai beroperasi pada bulan Juli 2025. Program sekolah kemitraan yang bekerjasama dengan SMA/SMK swasta juga sedang dipersiapkan oleh Pemprov Jateng untuk mendukung keberlangsungan Sekolah Rakyat. Tujuan dari keberadaan Sekolah Rakyat dan program sekolah kemitraan tersebut adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan mengurangi angka kemiskinan.
Penyiapan sarana Sekolah Rakyat telah dilakukan oleh masing-masing kabupaten di Jawa Tengah setelah melewati proses verifikasi. Sekolah kemitraan direncanakan akan menampung sekitar 5.000 peserta didik dari keluarga miskin, miskin ekstrem, dan anak-anak putus sekolah. Selain itu, Pemprov Jateng juga sudah memiliki beberapa SMK Jateng yang prioritasnya adalah anak-anak dari keluarga miskin.
Sekolah Rakyat yang sudah menandatangani kontrak diantaranya adalah Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sentra Terpadu Prof Soeharso Solo, Sentra Satria Baturaden, Sentra Antasena Magelang, dan Sentra Margo Laras Pati, dengan target operasional pada Juli 2025. Menurut Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Sekolah Rakyat adalah ide dari Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju peringatan 100 tahun Indonesia pada 2045. Sekolah Rakyat akan memberikan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, miskin ekstrem, dan yang berpotensi putus sekolah untuk mendapatkan pendidikan.
Menyambut gagasan ini, setiap kementerian dan instansi pemerintah memiliki tugas sesuai dengan Inpres yang dikeluarkan. Gubernur, bupati, dan walikota juga memiliki tanggung jawab khusus untuk mendukung visi ini. Inisiatif Sekolah Rakyat di Jateng merupakan langkah menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendidikan yang merata di seluruh daerah.