Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Lahir Pancasila 2025 Diwarnai Dengan Aksi Nyata Penanaman Pohon di Mega Mendung.

Makna Perayaan Hari Lingkungan Hidup dan Hari Lahir Pancasila 2025

Mega Mendung, 30 Mei 2025. Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Yayasan Paseban kembali mengaktualisasikan komitmen permanenya terhadap pelestarian lingkungan dengan menggelar aksi penanaman pohon bertema “Restore Our Earth: Tindakan Nyata untuk Pemulihan Ekosistem.”

Kegiatan berlangsung di kawasan Paseban, Desa Paseban Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang menjadi bagian penting dari bentang alam penyangga Cagar Biosfer Cibodas.

Lebih dari 15.000 pohon telah ditanam oleh Yayasan Paseban sejak agustus tahun lalu, termasuk pada momentum kali ini dengan jenis-jenis pohon seperti Taru Jampinang yang juga dikenal dengan nama Pohon Pancasila, Rasamala, Mahoni, Damar, serta bambu lokal.

Acara ini juga diisi dengan edukasi konservasi bagi pemuda dan warga, mulai dari teknik penanaman dan perawatan pohon hingga pemahaman ekologis mengenai fungsi vegetasi dalam menjaga keseimbangan alam.

Perwakilan masyarakat adat Baduy turut hadir memberikan inspirasi, membagikan nilai-nilai hidup mereka yang harmonis dengan alam, yang telah teruji oleh waktu. Perangkat pemerintah kelurahan, serta tokoh masyarakat pun mengambil bagian aktif dalam kegiatan ini, menunjukkan kolaborasi nyata lintas elemen dalam menjaga lingkungan hidup.

Andy Utama, pembina Yayasan Paseban, memberikan pernyataan penuh makna:

“Kita harus belajar untuk hormat dan cinta kepada alam sepenuh hati. Jangan sampai nanti semesta membuat perhitungan dengan kita. Kalau itu terjadi, kita akan menyesal, dan mungkin saat itu terjadi semua sudah terlambat.

Sudah saatnya pemerintah desa juga mendukung upaya konservasi ini melalui kebijakan larangan berburu sehingga suatu saat kawasan ini layak dijadikan tempat pelepasliaran burung hasil penangkaran, serahan masyarakat maupun satwa sitaan dari penegakan hukum.

Jika kawasan ini bisa menjadi tempat pelepasliaran burung, maka kita akan melihat fungsi ekologisnya bekerja, burung-burung akan membantu pengendalian hama pertanian secara alami. Itu adalah keseimbangan yang harus kita pulihkan dan jaga bersama.” Andy menutup pernyataanya dalam acara ini dengan menyampaikan bahwa “menanam satu batang pohon lebih bermakna daripada sejuta kata, alam kita butuh aksi nyata, bukan retorika”

Wiratno, penasihat Yayasan Paseban dan tokoh nasional di bidang konservasi, secara terpisah menegaskan pentingnya kawasan ini dalam konteks lanskap ekologis:

Lansekap Megamendung merupakan bagian penting dari kawasan ekosistem pegunungan termasuk kawasan hutan lindung di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lansekap ini memiliki nilai strategis dalam mendukung keberlanjutan fungsi ekologis kawasan penyangga  dan inti Cagar Biosfer Cibodas (CBC).

Kawasan CBC merupakan cagar biosfer tertua yang ditetapkan oleh UNESCO atas usulan pemerintah Indonesia pada tahun 1977 dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dan merupakan hulu dari wilayah Daerah Aliran Sungai Ciliwung. Dengan topografi yang ekstrem, Mega mendung ini rentan terhadap gangguan sekecil apa pun.

Jika kita ceroboh, bencana alam buatan manusia mudah terjadi dan bila terjadi maka hal tersebut menjadi langkah mundur pembangunan (set back) yang sudah susah payah diperjuangkan. Menjaga kawasan ini adalah bentuk tanggung jawab ekologis, moral, dan spiritual kita semua.”

Kegiatan ini menjadi simbol bahwa cinta pada bumi tidak cukup hanya dengan kata-kata. Ia harus diwujudkan dalam tindakan konkret, yang dilakukan bersama-sama, dari desa, oleh rakyat, dan dengan semangat menjaga warisan kehidupan untuk generasi mendatang.

Wahdi Azmi, ketua Yayasan Paseban turut memberikan semangat bagi masyarakat terutama tokoh pemuda, “Pada lanskap dengan topografi yang cukup ekstrim seperti di Mega Mendung ini, gangguan terhadap keseimbangan ekosistem sekecil apapun dapat berakibat fatal pada tipe lanskap yang rentan ini, jadi penanaman pohon hari ini sebenarnya adalah wujud rasa syukur kita bahwa kita dapat hidup nyaman pada hari ini dan terhindar dari bencana longsor dan banjir bandang, adalah berkat jasa pohon-pohon tua, sehingga kita perlu merawat dengan menanam kembali, agar generasi masa depan dapat merasakan manfaat yang sama” demikian Wahdi memungkaskan pernyataanya.

Informasi lebih lanjut:
Erwin : 0811-2798-998