Penanaman Pohon Pancasila di Bumi Paseban: Aksi Nyata Peringatan Hari Lahir Pancasila
Paseban, 31 Mei 2025 — Dalam semangat memperingati Hari Lahir Pancasila, Yayasan Paseban bersama masyarakat dan pemangku kepentingan menggelar kegiatan penanaman pohon di desa Paseban, kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Momentum ini dirayakan bukan sekadar seremoni lingkungan, melainkan sebagai pengingat bahwa nilai-nilai luhur Pancasila dapat dan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, termasuk merawat alam sebagai bagian dari pengamalan nilai luhur cinta bangsa dan tanah air.
Kegiatan ini menjadi momen kolaborasi antara semangat cinta tanah air dan kepedulian ekologis. Salah satu momen penting adalah penanaman pohon Taru Jampinang, pohon endemik khas Indonesia yang dijuluki Pohon Pancasila karena karakter akarnya yang kuat, batang yang tegak, daun yang rindang, serta buah yang bermanfaat mencerminkan sila-sila Pancasila itu sendiri.
Andy Utama, Pembina Yayasan Paseban, menyatakan dalam sambutannya:
“Menanam pohon adalah simbol dari harapan, dan menanam Taru Jampinang adalah simbol penanaman nilai-nilai Pancasila. Kita harus cinta dan hormat pada alam sepenuh hati. Jangan sampai semesta membuat perhitungan dengan kita. Diperlukan peraturan desa yang mendukung pelarangan perburuan, agar burung dan makhluk lain bisa kembali berperan dalam keseimbangan alam dan mendukung pertanian warga.”
Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat: dari perangkat kelurahan, hingga tokoh-tokoh masyarakat yang bersatu dalam semangat gotong royong, semangat yang menjadi roh dari sila ketiga dan kelima Pancasila: Persatuan Indonesia dan Keadilan Sosial. Hadir pula perwakilan masyarakat adat Baduy, yang memberikan inspirasi tentang bagaimana nilai-nilai luhur Pancasila sejatinya telah hidup dalam praktik mereka sejak dulu: hidup sederhana, menghormati alam, dan mengutamakan kebersamaan.
Wiratno, Penasihat Yayasan Paseban, menambahkan bahwa kawasan Megamendung adalah bagian penting dari penyangga Cagar Biosfer Cibodas, yang juga menjadi koridor alami bagi konektivitas habitat di lanskap Gede Pangrango:
“Topografi ekstrem kawasan ini membuatnya sangat rentan. Sekecil apapun gangguan bisa menyebabkan kerusakan besar. Bencana ekologis buatan manusia bisa menyebabkan pembangunan mengalami kemunduran. Maka dari itu, menjaga keseimbangan ekologis di sini adalah tugas kita sebagai warga bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.”
Jenis-jenis pohon lain yang ditanam dalam kegiatan ini termasuk Rasamala, Mahoni, Damar, Bambu lokal, serta Taru Jampinang sebagai simbol nilai luhur bangsa. Kegiatan edukasi juga dilaksanakan untuk menanamkan kesadaran kepada generasi muda akan pentingnya menjaga alam dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kegiatan ini, Yayasan Paseban mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali merefleksikan makna Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara, tetapi sebagai pedoman moral dalam memperlakukan alam dan sesama. Karena menjaga bumi, pada akhirnya, adalah bagian dari mencintai Indonesia.
Informasi lebih lanjut:
Erwin : 0811-2798-998