Huawei, vendor teknologi informasi multinasional asal China, telah mengambil langkah cerdas dengan melakukan investasi pada 60 perusahaan pengembang chip untuk menghadapi embargo dan perang dagang dari Amerika Serikat sejak tahun 2019. Chip atau chipset memiliki peran penting dalam meningkatkan performa perangkat pintar seperti komputer, laptop, dan smartphone dengan sirkuit elektronik mikroskopis yang memungkinkan pengiriman sinyal data.
Sejak larangan dan perang dagang Amerika Serikat tahun 2019, Huawei menghadapi keterbatasan pasokan chip kelas rendah dari AS dan larangan menggunakan aplikasi software AS, termasuk sistem operasi Android. Sebagai tanggapan, Huawei bahkan mengembangkan sistem operasi sendiri bernama HarmonyOS untuk perangkat mobile mereka.
Melalui anak perusahaannya, Hubble, Huawei melakukan investasi pada lebih dari 60 perusahaan chip di China untuk membangun rantai pasok sendiri dalam mengatasi keterbatasan akses terhadap teknologi berbasis AS. Dengan dukungan Hubble, Huawei mendorong pengembangan teknologi chip di China dan memiliki saham di lebih dari 50 perusahaan semikonduktor di negara tersebut.
Investasi Huawei dalam rantai pasok semikonduktor mencakup berbagai aspek, mulai dari desain, material, manufaktur, hingga pengujian dengan kepemilikan saham yang tetap rendah. Tindakan Huawei ini menunjukkan upaya perusahaan untuk tetap menghadapi tantangan embargo dan perang dagang AS dengan keberhasilan yang mulai terlihat pada bidang teknologi chip.