Jenis Penyakit Seksual yang Paling Banyak Diderita Warga RI Menurut Kemenkes

Kasus sifilis di Indonesia telah meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa antara Juni dan Maret 2025, terdapat total 10.681 kasus sifilis dini dan 8.336 kasus sifilis. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Ina Agustina, menyatakan bahwa sifilis, juga dikenal sebagai penyakit raja singa, menyumbang 48 persen dari infeksi menular seksual (IMS) di Indonesia. Hal ini disusul oleh servisitis proctitis (peradangan leher rahim/serviks).

Menurut Ina, kasus IMS di Indonesia terutama terjadi pada usia muda dan telah meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir, terutama pada kelompok usia 15 hingga 19 tahun. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus IMS, termasuk sifilis, antara lain kurangnya pengetahuan tentang seksualitas, perilaku seks yang tidak aman, dan minimnya akses ke layanan kesehatan reproduksi.

Selain sifilis, kelompok muda hingga dewasa muda juga rentan terhadap IMS lainnya seperti klamidia, gonore, herpes genital, dan HPV. Sifilis menular melalui kontak langsung dengan luka dan bisa ditularkan kepada bayi selama kehamilan dan persalinan, serta melalui pemberian ASI.

Gejala sifilis bervariasi tergantung pada jenisnya. Sifilis primer ditandai dengan munculnya luka kecil (chancre) di tempat bakteri masuk, sementara sifilis sekunder ditandai dengan ruam pada telapak tangan dan kaki setelah luka sembuh. Sifilis laten tidak menunjukkan gejala dalam beberapa tahun, namun bakteri tetap hidup dalam tubuh penderita. Sementara sifilis tersier bisa melibatkan kerusakan organ secara permanen setelah 10-30 tahun dari infeksi pertama.

Penyakit IMS, terutama sifilis, merupakan permasalahan serius yang memerlukan kesadaran dan upaya pencegahan yang lebih intensif untuk mengatasi peningkatan kasusnya di Indonesia.

Source link