Telur ayam merupakan salah satu makanan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, tidak semua telur aman untuk dikonsumsi. Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Niken Ulupi, menjelaskan bahwa telur ayam pedaging bibit (fertil) tidak layak untuk dikonsumsi maupun dijual secara bebas. Telur jenis ini memiliki kualitas rendah, masa simpan yang pendek, dan mudah busuk. Telur konsumsi yang aman biasanya berasal dari ayam petelur komersial yang menghasilkan telur infertil atau tanpa pembuahan.
Prof. Niken juga menekankan bahwa ayam petelur komersial dipelihara untuk menghasilkan telur konsumsi, sementara ayam pedaging komersial (broiler) dibesarkan untuk daging. Sedangkan ayam pedaging bibit (breeder broiler) dipelihara khusus untuk menghasilkan telur fertil yang akan ditetaskan menjadi bibit ayam pedaging baru. Telur fertil membutuhkan penyimpanan bersuhu rendah karena jika dibiarkan pada suhu ruangan, embrio di dalamnya bisa berkembang sebagian dan membuat telur cepat busuk.
Meski kandungan gizi telur konsumsi dan telur fertil relatif sama, telur fertil lebih cepat rusak. Oleh karena itu, telur jenis ini tidak diperuntukkan bagi konsumsi masyarakat umum. Prof. Niken juga menyoroti bahwa praktik penjualan telur fertil dari industri pembibitan dapat mengganggu stabilitas harga telur konsumsi di pasaran. Masyarakat perlu memahami perbedaan antara telur konsumsi dan telur fertil berdasarkan warna kerang, bentuk, dan penandaan pada cangkangnya. Hal ini penting agar masyarakat dapat memilih telur yang aman, bergizi, dan sesuai dengan kebutuhan mereka dalam beragam konsumsi telur.