Dua perusahaan restoran terbesar di Amerika Serikat (AS), McDonald’s dan Starbucks, mengalami kerugian penjualan akibat serangan Israel di Gaza, Palestina pada akhir 2023. Menurut CNBC International, konflik di Timur Tengah telah berdampak negatif pada penjualan perusahaan tersebut dan kemungkinan akan terus menekan permintaan di kuartal-kuartal mendatang.
Penjualan McDonald’s di kuartal keempat di Timur Tengah turun setelah waralaba di Israel memberikan makanan gratis dan diskon khusus kepada Pasukan Pertahanan Israel. Analis TD Cowen, Andrew Charles, menyebutkan bahwa Timur Tengah biasanya menyumbang sekitar 2 persen dari penjualan global McDonald’s.
CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, menyatakan bahwa penjualan di Timur Tengah dan negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Prancis (dengan populasi Muslim terbesar di Eropa) juga mengalami penurunan.
Sementara itu, penjualan Starbucks di Timur Tengah juga mengalami kesulitan akibat serangan di Gaza dan boikot terhadap kafe-kafenya di AS. CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, menyatakan bahwa Starbucks berusaha meningkatkan penjualan dengan strategi promosi baru dan meluncurkan menu minuman baru.
Sejumlah aktivis pendukung Palestina juga menyerukan boikot terhadap perusahaan restoran cepat saji lainnya, seperti Domino’s Pizza, Papa John’s, Burger King dari Restaurant Brands International, dan Pizza Hut dari Yum Brands.
Yum Brands dijadwalkan untuk merilis laporan kuartal keempatnya pada Rabu (7/2/2024) dan Restaurant Brands International diperkirakan tidak akan merilis pendapatan kuartal mereka hingga akhir bulan.