Kanker merupakan penyakit yang ditakuti banyak orang karena menjadi penyebab banyak kematian di dunia. Penyakit ini bisa berkembang di bagian tubuh mana saja. Pada dasarnya, kanker tidak selalu ditandai dengan gejala yang khas. Sehingga sebagian besar penderita kanker baru menunjukkan gejala ketika sudah berada pada stadium lanjut atau saat sudah menyebar ke organ lain.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, setiap hari bertambah 1.000 kasus kanker baru di Indonesia. Dengan populasi Indonesia yang mendekati 280 juta jiwa, diperkirakan kasus kanker meningkat 65,1 persen dalam dua dekade ke depan di Tanah Air.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa penderita kanker di seluruh dunia akan melonjak hingga 77 persen atau mencapai angka 35 juta penderita pada 2050. WHO mencatat, penderita yang didiagnosis kanker di seluruh dunia mencapai 20 juta kasus pada 2022 lalu. Peningkatan kasus kanker paling mencolok terjadi di negara-negara dengan IPM rendah (peningkatan sebesar 142%) dan di negara-negara dengan HDI sedang (99%).
Dalam penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Kelompok Staf Medik (KSM)/Instalasi Pelayanan Terpadu (IPT) Onkologi Radiasi RSCM, didapatkan sebagian besar masyarakat atau 59,8 persen tidak mengetahui program gerakan hidup sehat masyarakat (GERMAS) yang meliputi pola hidup sehat termasuk dari makan dan olahraga. Pengetahuan yang rendah ini, ditambah tes kanker yang masih minim, menyebabkan tingginya proporsi kasus kanker yang ditemukan sudah pada stadium lanjut hingga mencapai kurang lebih 65 persen.
Perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan pengetahuan yang lebih baik terkait kanker agar peningkatan kasus kanker dapat ditekan di masa yang akan datang.