Hampir setiap orang tua menginginkan anaknya untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas seringkali diidentikkan dengan biaya sekolah yang mahal. Biasanya, sejumlah sekolah membanderol biaya pendidikan dengan harga yang mahal bukan tanpa alasan. Sekolah-sekolah mahal umumnya dilengkapi oleh kurikulum internasional, sistem pendidikan yang berbeda, dan fasilitas yang mewah. Menurut laporan “Spear’s Schools Index 2024”, sekolah-sekolah swasta di Swiss kembali menguasai daftar lima sekolah termahal di dunia. Laporan yang sama menyebutkan bahwa sekolah-sekolah ini menekankan pendidikan yang berfokus pada masa depan, pembelajaran seumur hidup, dan melibatkan alam terbuka serta aktivitas di luar akademik.
Biaya pendidikan yang ditawarkan pun tergolong fantastis. Sebagai contoh, sekolah termahal di dunia, Institut auf dem Rosenberg di Swiss menetapkan biaya pendidikan sebesar US$176 ribu atau sekitar Rp2,74 miliar per tahun (asumsi kurs Rp15.617/US$). Sedangkan, biaya termurah di dalam daftar lima sekolah termahal di dunia ditawarkan oleh Lyceum Alpinum Zuoz, yakni sebesar US$105.500 hingga US$126.200 atau sekitar Rp1,64 miliar hingga Rp1,97 miliar per tahun.
Berikut lima daftar sekolah termahal di dunia pada 2024 menurut laporan “Spear’s School Index 2024”, dikutip Kamis (22/2/2024).
1. Institut auf dem Rosenberg
Sekolah yang terletak di kota St. Gallen, Swiss ini terkenal dengan pendekatan yang unik terhadap pendidikan dan pengalaman belajar para siswanya. Dilaporkan, kurikulum di sekolah ini bahkan dipersonalisasi sehingga mendorong siswa untuk mengeksplor banyak hal. Sekolah dengan pendidikan kelas atas dan termahal di dunia ini sangat menekankan pengembangan karakter dan pendidikan holistik dengan filosofi yang didasarkan pada nilai-nilai integritas, empati, dan tanggung jawab sosial. Tidak hanya itu, Institut auf dem Rosenberg juga mendorong para siswa untuk terlibat dalam pengabdian masyarakat, kepemimpinan, dan belajar berdasarkan pengalaman.
Setiap siswa di Institut auf dem Rosenberg diberikan program akademik yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan, minat, dan tujuan spesifik masing-masing siswa, seperti bidang akademik, olahraga, seni, atau kewirausahaan. Institut auf dem Rosenberg di Swiss menetapkan biaya pendidikan sebesar US$176 ribu atau sekitar Rp2,74 miliar per tahun. Hasil dari biaya pendidikan yang mahal ini adalah sebanyak 84 persen siswa unggul dalam bidang akademik dengan nilai mencapai A di A-Level.
2. Aiglon College
Aiglon College adalah sekolah yang terletak di Ollon, Swiss dan didirikan oleh John Corlette setelah terinspirasi oleh filosofi pendidikan Kurt Hahn, sosok di belakang Schule Schloss Salem di Jerman. Sekolah dengan biaya pendidikan US$103.100 hingga US$171.900 atau sekitar Rp1,60 hingga Rp2,68 miliar per tahun ini berfokus pada pendekatan holistik yang menekankan kerja keras, perkembangan fisik, emosional, dan sosial setiap siswa. Fasilitas yang terdapat di Aiglon College tergolong canggih, seperti fasilitas musik dan drama kelas dunia yang memungkinkan para siswa untuk mengeksplorasi minat secara luas. Selain itu, lokasinya yang terletak di pegunungan Alpen memberikan kesempatan bagi para siswa untuk belajar berdasarkan pengalaman, seperti melalui ski, hiking, atau ekspedisi luar ruangan sebagai bagian dari kehidupan sekolah. Aiglon College juga memberikan penekanan kuat kepada para siswanya terkait pentingnya pengabdian masyarakat. Bahkan, sekolah telah bersandar pada budaya yang semakin inklusif dan beragam.
3. Institut le Rosey
Institut Le Rosey adalah salah satu sekolah berasrama paling bergengsi dan eksklusif di dunia. Bahkan, sekolah ini dikenal sebagai ‘sekolah para raja’ karena para alumninya adalah Raja Juan Carlos dari Spanyol, Raja Fuad II dari Mesir, dan Raja Albert II dari Belgia. Para bangsawan dan keluarga kaya lainnya memilih Le Rosey karena standar akademiknya yang luar biasa, jumlah mahasiswa internasional yang beragam, dan fasilitas yang tak tertandingi di dua kampus. Sebagai informasi, biaya pendidikan di sekolah yang terletak di Rolle, Swiss ini adalah US$115 ribu hingga US$167 ribu atau sekitar Rp1,79 miliar hingga Rp2,60 miliar per tahun. Sekolah yang berlokasi di tepi Danau Jenewa ini memiliki fasilitas dua kolam renang, lapangan tenis, kapal pesiar sekolah, lapangan tembak, pusat berkuda, dan ruang konser, yang pernah menjadi tuan rumah Royal Philharmonic Orchestra. Le Rosey mendorong para siswanya untuk menjalani gaya hidup aktif dan sehat. Maka dari itu, tak heran jika ada banyak siswa Le Rosey yang sering bermain tenis, berlayar, berenang, dan menunggang kuda di musim panas. Penggunaan bahasa Inggris dan Prancis sebagai bahasa pengantar membuat Le Rosey memiliki banyak siswa dari seluruh dunia. Jumlah siswa yang sedikit, yakni dengan rasio 150 guru berbanding 420 murid dan terdiri dari siswa yang berasal dari lebih dari 60 negara menciptakan lingkungan belajar yang benar-benar multikultural dan internasional. Setelah lulus, alumni Le Rosey mendapatkan akses ke portal daring pribadi yang berisi rincian kontak hampir semua mantan murid yang masih hidup.
4. Collège Alpin Beau Soleil
Terletak di jantung pegunungan Alpen, Collège Alpin Beau Soleil adalah tempat yang indah untuk belajar. Sekolah dengan biaya pendidikan US$140 ribu atau sekitar Rp2,18 miliar per tahun ini berupaya untuk memberikan pendidikan menyeluruh yang mencakup kegiatan ekstrakurikuler, seni dan atletik, serta kehidupan akademis kepada para mahasiswanya. Didirikan pada 1910, Collège Alpin Beau Soleil mengklaim terus beradaptasi dengan tren pendidikan yang terus berkembang. Para siswa di Collège Alpin Beau Soleil belajar dengan kurikulum menggunakan bahasa pengantar Inggris dan Prancis. Lokasinya yang “tak tertandingi” membuat lingkungan alam seolah menjadi ruang kelas tersendiri. Melalui hal itu, para siswa memiliki kesempatan untuk melakukan eksplorasi, petualangan, dan pembelajaran berdasarkan pengalaman. Bahkan, sekolah mendorong para siswa untuk bermain ski, seluncur salju, dan hiking.
5. Lyceum Alpinum Zuoz
Lyceum Alpinum Zuoz adalah sekolah yang terletak di desa Zuoz, Pegunungan Alpen Swiss. Berbeda dengan sejumlah sekolah yang menggunakan bahasa Prancis sebagai pengantar, Lyceum Alpinum Zuoz yang mengikuti program Swiss Matura, IGCSE, dan Program Diploma Baccalaureate Internasional menggunakan bahasa Jerman dan Inggris sebagai bahasa pengantar. Dengan menerapkan pendirian holistik, Lyceum Alpinum Zuoz menjunjung tinggi keunggulan akademik dan pengembangan pribadi, sosial, serta emosional para siswa. Guna mencapai hal tersebut, sekolah yang didirikan pada 1904 ini memiliki rasio siswa dan guru yang cukup kecil, yakni satu banding 18. Sekolah dengan biaya pendidikan US$105.500 hingga US$126.200 atau sekitar Rp1,64 miliar hingga Rp1,97 miliar per tahun ini membekali siswa dengan dasar yang kuat dalam mata pelajaran inti, seperti matematika, sains, bahasa, humaniora, dan seni. Meskipun demikian, Lyceum Alpinum Zuoz tetap mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Di waktu luang mereka, para siswa melakukan berbagai olahraga, band sekolah, hingga grup teater. Setiap akhir pekan ke-10 dalam setahun, sekolah mengadakan akhir pekan komunitas. Pada momen ini, para siswa dapat melakukan aktivitas arung jeram, wisata gunung dan kereta luncur, atau perjalanan ke museum atau teater.