Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah fenomena baru muncul di Korea Selatan. Semakin banyak laki-laki tidak aktif secara ekonomi. Artinya mereka yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan memilih untuk jadi bapak rumah tangga dengan memberikan pengasuhan penuh waktu bagi anak-anak mereka.
Jumlah laki-laki yang tidak aktif secara ekonomi pada 2023 karena alasan menjaga anak mencapai sekitar 16.000, menurut Statistik Korea. Data tersebut merupakan angka tertinggi sepanjang masa sejak data terkait muncul pertama kali pada tahun 1999.
Angka tersebut mencatat peningkatan sebesar 37,4 persen dari 12.000 pada tahun sebelumnya dan meningkat hampir tiga kali lipat dalam satu dekade dari 6.000 pada tahun 2013, demikian dikutip dari Korea Herald, Sabtu (24/2/2024).
Meskipun angka itu masih relatif rendah, lonjakan yang terjadi berasal dari meningkatnya jumlah laki-laki yang mengambil cuti melahirkan dalam beberapa tahun terakhir, yaitu sebanyak 37.885 orang pada tahun 2022, naik 30,5 persen dari tahun sebelumnya. Ini yang menandakan adanya peningkatan persepsi terhadap bapak rumah tangga yang menjaga anak.
Berdasarkan kelompok umur, sekitar 8.400 laki-laki atau 53,3 persen dari jumlah total berusia 40-an tahun, diikuti oleh 4.600 laki-laki atau 28,8 persen berusia 30-an. Sementara itu, jumlah perempuan yang tidak aktif secara ekonomi karena kebutuhan pengasuhan anak pada tahun lalu terus melebihi jumlah laki-laki, yakni mencapai 840.000 pada tahun lalu.
Namun angka tersebut terus menurun karena semakin banyak perempuan yang bekerja setelah melahirkan. Jumlah tahun lalu sebesar 840.000 menunjukkan penurunan sebesar 14,7 persen dari 984.000 pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan kelompok umur 497.000 perempuan atau 59,1 persen dari jumlah total berusia 30-an, diikuti oleh 219.000 atau 26,1 persen berusia 40-an. Karena semakin sedikitnya perempuan yang melahirkan, proporsi individu yang tidak aktif secara ekonomi karena kebutuhan menjaga anak, baik laki-laki maupun perempuan, telah menurun dari 1,48 juta pada tahun 2013 menjadi 840.000 pada tahun lalu.
Diperkirakan akan lebih sedikit perempuan yang tidak aktif secara ekonomi untuk tujuan mengasuh anak di tahun-tahun mendatang. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan telah meningkat dari 49,8 persen pada tahun 2011, menjadi 50,3 persen pada tahun 2013 menjadi 53,5 persen pada tahun 2019, dan mencapai 55,6 persen pada tahun 2023 yang merupakan angka tertinggi yang pernah ada. Sementara itu, angka kelahiran di Korea yang terendah di dunia terus menurun. Tingkat kesuburan total tahun lalu berada di angka 0,72 dan diperkirakan akan terus menurun menjadi 0,68 pada tahun ini, turun di bawah 0,7 untuk pertama kalinya.