Diabetes merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut Institute for Health Metrics and Evaluation, diabetes melitus menempati posisi ketiga dalam daftar penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2019. Prevalensi diabetes juga mengalami peningkatan menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, dari 6,9% menjadi 8,5%. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia yang mencapai 41.817 orang pada tahun 2022.
Mayoritas penderita diabetes tipe 1 di Indonesia berusia antara 20-59 tahun, dengan 26.781 orang. Sementara itu, penderita di bawah 20 tahun berjumlah 13.311 orang dan penderita di atas 60 tahun sebanyak 1.721 orang. Indonesia juga berada di posisi teratas dalam jumlah penderita diabetes tipe 1 di antara negara-negara anggota ASEAN.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda diabetes pada kulit yang perlu diwaspadai, menurut American Academy of Dermatology:
1. Bintik-bintik pada tulang kering, juga dikenal sebagai dermopati diabetik.
2. Area kulit yang lebih gelap dan terasa seperti beludru, disebut acanthosis nigricans.
3. Kulit keras dan menebal, merupakan kondisi yang disebut scleredema diabetesorum.
4. Luka terbuka, bisa menjadi tukak diabetik.
5. Munculnya benjolan kecil, disebut xanthomatosis erupsi.
6. Benjolan atau bercak kekuningan di sekitar kelopak mata, disebut xanthelasma.
7. Infeksi jamur seperti sariawan dan infeksi jamur pada vagina.
8. Kutil atau skin tag di mata.
9. Granuloma annulare, kumpulan benjolan kecil atau tambalan di kulit.
10. Bintik kuning, kemerahan, coklat, atau keunguan di kulit, disebut necrobiosis lipoidica.
Tanda-tanda ini dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang menderita diabetes, dan perlu melakukan tes lebih lanjut untuk diagnosis yang tepat. Jaga kesehatan Anda dengan melakukan pemeriksaan secara teratur dan mengikuti gaya hidup sehat untuk mencegah risiko diabetes.