Jakarta, CNBC Indonesia – Plastik saat ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga telah masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.
Tidak tanpa alasan, seperti dilaporkan oleh The New York Post, para peneliti dari Ocean Conservancy dan Universitas Toronto baru-baru ini menemukan bahwa hampir 90%, tepatnya 88%, dari sampel makanan yang diuji mengandung partikel plastik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa protein yang dikonsumsi manusia, termasuk ayam, daging sapi, makanan laut, babi, tahu, dan tiga alternatif nabati, semuanya mengandung partikel plastik. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Environmental Pollution.
Sampel tersebut dibeli pada bulan April 2022 dari dua supermarket dan satu toko kelontong di wilayah Portland, Oregon, AS. Temuan ini juga menyiratkan bahwa manusia kemungkinan besar mengonsumsi mikroplastik, apa pun pola makannya. Mikroplastik sendiri telah lama dikaitkan dengan efek negatif terhadap kesehatan.
Peneliti mengungkapkan keprihatinan terhadap meningkatnya krisis plastik di lautan dunia. Plastik dalam makanan manusia tidak hanya berasal dari ikan dan kerang, tetapi juga dari sumber protein lainnya.
Laporan Ocean Conservancy menyebutkan bahwa 44% mikroplastik yang ditemukan adalah serat dan 30% merupakan pecahan. Cara makanan diproses juga menjadi faktor penyebabnya, di mana protein yang lebih banyak diproses mengandung mikroplastik dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan protein yang tidak diproses.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dan mencemari lingkungan. Mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat mengendap di saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan organ lain, yang dapat menyebabkan iritasi dan peradangan.
Artikel Selanjutnya:
90% Mikroplastik Ditemukan di Daging Sapi, Ayam, dan Tahu
Penulis: Linda Hasibuan (hsy)