Gapura Paduraksa, sebuah landmark megah yang terletak di perbatasan Lamongan dan Gresik, bukan hanya sebagai penanda wilayah. Lebih dari itu, gapura ini mempunyai cerita sejarah dan budaya yang kaya, menjadikannya destinasi wisata yang menarik untuk dijelajahi.
Desain Gapura Paduraksa terinspirasi dari struktur yang terdapat di kompleks wisata religi makam Sunan Sendang Duwur di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran. Sunan Sendang Duwur, yang namanya asli Raden Nur Rahmat, merupakan tokoh penyebar Islam di wilayah tersebut dan memiliki pengaruh besar pada masyarakat, bahkan diakui sejajar dengan Wali Songo.
Gapura Paduraksa mencerminkan perpaduan arsitektur Islam dan Hindu yang memukau. Ornamen ukiran kayu jati dan dua batu hitam menyerupai kepala kala yang kental akan nuansa Hindu menjadi daya tarik utamanya. Perpaduan ini menunjukkan toleransi dan keberagaman budaya yang sudah lama ada di wilayah tersebut.
Kompleks pemakaman Sunan Sendang Duwur mempunyai kisah mistis yang menarik. Diceritakan bahwa Sunan Sendang Duwur membawa sebuah masjid dari Mantingan, Jepara ke Lamongan dalam semalam. Kisah ini mencerminkan karomah dan kekuatan spiritual yang luar biasanya.
Lebih dari sekadar penanda batas wilayah, Gapura Paduraksa merupakan simbol persatuan dan keberagaman budaya Lamongan. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2014 dan diresmikan pada malam pergantian tahun 2017/2018 menjadikannya sebagai warisan budaya yang berharga.
Saat ini, Gapura Paduraksa telah menjadi ikon baru Lamongan dan menarik banyak wisatawan. Keelokan arsitekturnya, kisah sejarah yang kaya, dan nuansa mistis yang menyertainya menjadi daya tarik utama. Pengunjung dapat menikmati wisata sejarah, budaya, dan spiritual di tempat ini.
Gapura Paduraksa adalah landmark yang tidak hanya indah, tetapi juga kaya akan sejarah dan budaya. Kehadirannya mengingatkan akan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan spiritualitas yang diturunkan oleh para leluhur. Bagi para wisatawan, Gapura Paduraksa menawarkan pengalaman wisata yang unik dan tak terlupakan.