Jakarta, CNBC Indonesia – Agama Islam diamalkan dengan cara yang berbeda oleh umat Muslim di seluruh dunia. Seringkali, budaya di suatu tempat ikut mempengaruhi bagaimana ibadah dan syariat Islam dilaksanakan.
Di Indonesia, penentuan awal bulan Ramadhan biasanya dilakukan dengan metode hisab atau pantauan hilal, namun Jemaah An Nadzir yang berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, memiliki cara sendiri untuk menentukan awal bulan puasa itu.
Dikutip dari CNN Indonesia, Jemaah An Nadzir, yang merupakan salah satu aliran Islam di Nusantara, menggunakan ‘alat bantu’ berupa kain tipis berwarna hitam untuk menetapkan 1 Ramadhan. Bagaimana caranya?
Pada dasarnya, mereka menggunakan metode pantauan bulan atau hilal. Yang membedakan, pemantauan ini dilakukan di balik kain tipis berwarna hitam.
Untuk melakukannya, Pimpinan Jemaah An-Nadzir, Ustad Samiruddin Pandemmui menyiapkan selembar kain hitam. Menghadap arah matahari, pria tersebut kemudian menggunakan kain hitamnya yang memiliki pori-pori besar dan menerawang. Kain tipis digunakan untuk menghalau sinar matahari, sehingga bulan bisa terlihat pada sore hari.
“Jika dilihat dengan kain tipis, bulan akan terlihat,” kata dia.
1 Ramadhan 2024 versi Jemaah An-Nadzir
Ustad Samiruddin menjelaskan bahwa pemantauan bulan dimulai dengan mengamati tiga bulan purnama 14, 15, dan 16 Sya’ban 1445 H / 2024 M, secara berurutan bertepatan dengan tanggal 23, 24, dan 25 Februari 2024 M, sesuai dengan kriterianya masing-masing.
Setelah menetapkan tiga purnama pada pertengahan bulan Sya’ban, selanjutnya menghitung perjalanan bulan, maka didapatkan 27, 28, dan 29 Sya’ban 1445 H, bertepatan dengan tanggal 7, 8, dan 9 Maret 2024 M, sambil memperhatikan jam terbitnya bulan di ufuk timur, baik saat fajar kazib, fajar siddiq dan pagi hari, serta melihat bayangan bulan bersusun dengan menggunakan kain tipis hitam.
Pria tersebut juga menjelaskan bahwa Jemaah An Nadzir memadukan metode tersebut dengan metode lainnya, termasuk menggunakan teknologi di ponsel pintar untuk menentukan posisi bulan.
“Jemaah An-Nadzir juga menggunakan alat bantu teknologi aplikasi melalui handphone yang sudah diteliti beberapa tahun terakhir, yang akurasi datanya sangat mendukung dan memudahkan kita untuk menentukan waktu atau jam terjadinya pergantian/new moon/kongjungsi dari bulan Sya’ban ke Ramadhan 1445 H,” kata Samiruddin.
Berdasarkan hasil pemantauan bulan, Jemaah ini menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah yang jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
[Gambas:Video CNBC]
(hsy/hsy)