Amanda menceritakan bahwa ada seorang perempuan yang menghubunginya melalui media sosial. Perempuan tersebut mengaku bahwa dia pernah dilecehkan oleh ETH.
“Ada yang mengirim pesan langsung kepada satu orang, kalau dia sudah dilecehkan secara fisik bukan hanya secara verbal,” ujar Amanda.
Tak hanya itu, beberapa perempuan yang masih menjadi mahasiswi juga mengalami hal serupa. Hal ini terungkap ketika sejumlah mahasiswa membuat angket terkait kasus dugaan pelecehan seksual tersebut.
Ternyata, satu per satu dari mereka mulai mengungkapkan perilaku oknum rektor nonaktif tersebut.
“Pada saat itu, mahasiswa membuat angket terkait kasus ETH. Beberapa dari mereka mengaku bahwa mereka juga pernah mengalami pelecehan tersebut. Komunikasi antarmahasiswa dilakukan melalui DM, dan mereka mengungkapkan bahwa mereka juga pernah dilecehkan oleh si rektor,” kata Amanda.