Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena unik terjadi di China. Generasi muda di Negeri Tirai Bambu itu menggunakan aplikasi kencan Tinder untuk mencari pekerjaan.
Mencari pekerjaan di China semakin hari semakin sulit dan kompetitif. Ini membuat angka pengangguran di negara itu cukup tinggi, dengan data Desember lalu menyebut tingkat pengangguran untuk kelompok usia 16 hingga 24 tahun, tidak termasuk pelajar, mencapai 14,9%.
Tekanan ini pun semakin terasa dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang belum optimal.
“Kemerosotan perekonomian negara, dampak pandemi, dan konsolidasi industri terjadi secara bersamaan, sehingga dampaknya terhadap populasi kaum muda semakin besar,” kata Su Yue, ekonom utama di The Economist Intelligence Unit di Shanghai.
Beberapa pihak pun berupaya mencari cara agar mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Tinder pun menjadi salah satu aplikasi yang digunakan untuk mendapatkan lowongan.
Salah satunya adalah Jade Liang. Mahasiswa strata 2 di Shanghai itu menggunakan Tinder untuk terkoneksi dengan orang-orang yang bekerja di industri yang diminati. Ini nantinya berujung pada informasi pekerjaan dan lowongan.
Liang pertama kali menganggap Tinder sebagai alat mencari pekerjaan setelah ia melihat postingan viral di Xiaohongshu, sejenis Instagram di China, oleh seorang pengguna yang mengatakan bahwa dia berhasil mendapatkan pekerjaan dengan menggunakan aplikasi kencan.
Meskipun Tinder adalah salah satu dari banyak aplikasi asing yang diblokir di China daratan, penduduk dapat mengaksesnya menggunakan jaringan pribadi virtual.
“Dengan menggunakan aplikasi kencan, kami dapat menjangkau lebih banyak orang,” kata Liang kepada NBC News, Minggu (17/3/2024).
“Tinder bukanlah tempat untuk mempromosikan bisnis untuk menghasilkan uang,” kata juru bicara perusahaan kepada NBC News dalam sebuah pernyataan.
Meski begitu, bagi sebagian perekrut, Tinder dapat dianggap sebagai salah satu aspek yang menonjolkan kemampuan bersosialisasi dari pelamar pekerjaan.
“Menurut saya seseorang yang bisa mendapatkan pekerjaan melalui platform semacam ini adalah orang yang luar biasa,” ujar seorang mantan eksekutif sebuah perusahaan yang berbasis di Hangzhou, Romy Liu.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
China Temukan Kasus Langka Golongan Darah P
(hsy/hsy)