Jakarta, CNBC Indonesia – Tidak sedikit orang tua yang sering khawatir terkait masa depan anak, seperti bagaimana anak mampu “bertahan” di dunia kedewasaan, kebahagiaan, kemampuan beradaptasi, hingga karier. Namun, hal itu adalah wajar karena orang tua pasti mengharapkan anaknya tumbuh menjadi sosok yang sukses saat dewasa.
Meskipun demikian, orang tua harus menyadari bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari itu, orang tua wajib mengetahui beberapa cara untuk membesarkan anak-anak agar menjadi sukses.
Melansir dari CNBC Make It, berikut lima cara yang dapat dilakukan orang tua agar anak dapat tumbuh menjadi sosok yang sukses menurut psikolog dan pakar parenting, dikutip Selasa (19/3/2024).
1. Prioritaskan Kepercayaan Diri, Bukan Harga Diri
Orang dewasa sering menerapkan “kepercayaan diri” dan “harga diri” secara bergantian. Namun dalam hal membesarkan anak, psikolog pendidikan, Michele Borba, mengungkapkan bahwa hanya ada satu yang lebih penting.
Menurut Borba, harga diri adalah bagaimana cara seseorang memandang diri sendiri secara keseluruhan. Sementara itu, percaya diri merupakan cerminan seberapa percaya diri seseorang terhadap kemampuan diri sendiri dalam situasi tertentu.
Kedua konsep tersebut saling terkait. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri adalah indikator yang lebih baik untuk menentukan kesuksesan di masa depan. Sebab, hal ini dapat membantu memperkuat keyakinan anak-anak bahwa keterampilan dan upaya mereka akan menghasilkan hasil yang baik.
“Kepercayaan diri yang sejati adalah hasil dari berbuat baik, menghadapi rintangan, menciptakan solusi, dan bangkit kembali,” kata Borba.
Borba mengatakan bahwa orang tua dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dengan mengambil “langkah mundur” dan membiarkan mereka berhasil atau gagal, daripada hanya berdiam diri dan mencoba menyelesaikan masalah anak mereka.
“Melakukan hal ini dapat membantu mereka belajar untuk melepaskan diri dan mencoba lagi jika gagal, serta percaya bahwa pada akhirnya mereka akan berhasil,” ujar Borba.
2. Ajarkan Anak Pengendalian Diri
Menurut penelitian, pengendalian diri dapat menentukan kesuksesan di masa depan. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak terkait bagaimana cara mengendalikan diri.
Hasil penelitian di University of Otago di Selandia Baru menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu mengendalikan emosi dan perilaku serta mengabaikan distraksi biasanya tumbuh menjadi sosok yang lebih pintar dan lebih termotivasi.
“Menjadi anak yang sulit diganggu lingkungannya adalah keterampilan paling penting di abad ke-21. Ini adalah salah satu keterampilan yang banyak orang tua gagal ajarkan kepada anak-anak mereka,” tulis penulis dan pakar psikologi, Nir Eyal.
Menurut Eyal, orang tua dapat untuk memulai lebih awal untuk mengajarkan anak-anak mereka terkait pengendalian diri. Sebagai contoh, balita sudah bisa mulai memahami konsep waktu, artinya orang tua bisa mulai menjelaskan pentingnya meluangkan waktu untuk fokus pada aktivitas perkembangan yang penting.
“Anak-anak dapat belajar mengendalikan diri melalui permainan, termasuk permainan seperti freeze tag dan “lampu merah, lampu hijau”,” ujar Eyal.
3. Beri Anak Otonomi
Psikolog anak, Dr. Tovah Klein mengatakan bahwa kemampuan memotivasi diri adalah salah satu dari dua sifat penting yang dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi sosok sukses.
Menurut pakar parenting Ester Wojcicki, orang tua dapat memberi ekspektasi untuk anak dengan cara dilibatkan dalam aktivitas sehari-hari, seperti bersiap-siap ke sekolah, menentukan kegiatan setelah sekolah, dan mengerjakan tugas mereka.
“Semakin sering Anda memercayai anak untuk melakukan sesuatu sendiri, mereka akan semakin kuat,” ujar Wojcicki
Selain itu, Eyal juga menyarankan orang tua untuk menggunakan trik, seperti membuat “perjanjian” dengan anak-anak. Dalam perjanjian tersebut, anak diajak untuk berkomitmen pada batasan tertentu, seperti memiliki waktu maksimal satu jam per hari untuk menggunakan gawai (gadget).
4. Jangan Terlalu Fokus pada Kesempurnaan
Wojcicki membesarkan tiga anak yang sukses, yakni seorang dokter dan dua CEO terkenal. Dalam prosesnya, Wojcicki tidak pernah menuntut kesempurnaan dari anak-anaknya.
Menurut Wojcicki, orang tua harus berani memberikan ruang untuk gagal, berempati, dan membantu anak-anak untuk menjaga kepercayaan diri sambil belajar memandang kegagalan sebagai peluang belajar.
Menurut penelitian, perfeksionisme tidak membuat anak menjadi lebih mungkin sukses di masa depan. Sebaliknya, hal ini justru dapat menimbulkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan rendahnya harga diri.
“Anda dapat mengajari anak-anak Anda untuk mengubah cara pikir tentang melakukan kesalahan, yakni mendiskusikan secara terbuka kesalahan yang Anda buat, cara Anda memecahkan masalah, dan apa yang Anda pelajari dalam prosesnya,” kata profesor psikologi Universitas Bryant, Allison Butler.
5. Ajarkan Literasi Keuangan
Tidak ada kata terlalu cepat untuk mengajari anak tentang uang, seperti cara memperolehnya, cara membelanjakannya dengan bijak, dan menyimpan uang sambil merencanakan masa depan.
Menurut survei pada 2023 oleh Dewan Pendidik Keuangan Nasional, sebagian besar siswa di Amerika Serikat (AS) tidak belajar soal finansial di sekolah. Akibatnya, mereka mengalami kerugian saat dewasa.
Pakar parenting, Margot Machol Bisnow mengungkapkan bahwa sebagian besar orang tua dari 70 orang dewasa berprestasi mengajarkan literasi keuangan kepada anak-anaknya saat masih berusia kecil.
“Meskipun orang tua yang saya ajak bicara tidak pernah mendorong anak-anak mereka untuk mengejar pekerjaan bergaji tinggi, mereka semua berupaya untuk mengajari anak-anak mereka tentang uang dalam satu atau lain bentuk,” kata Bisnow.
“Anda bisa memberi anak-anak uang saku dan mendesak mereka menabung uang mereka sendiri untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan, tetapi belum tentu dibutuhkan, seperti sepasang sepatu roda baru,” lanjut Bisnow.
Menurut investor lulusan Harvard dan pendiri penasihat keuangan online LearnVest, Alexa von Tobel, orang tua dapat berbicara dengan anak-anak tentang uang dengan cara yang praktis, seperti mendiskusikan berapa harga barang sehari-hari.
“Ajari anak Anda bahwa uang tidak lebih dari ‘alat untuk membantu menjalani kehidupan diinginkan,” kata von Tobel.
Sumber: CNBC Indonesia
[rns/rns]