More

    Siswa Kelas 5 SD Mengalami Penderitaan karena Kebiasaan Minum Teh Berpemanis yang Berlebihan

    Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Netty Prasetiyani, mengungkapkan keprihatinan terhadap gaya hidup masyarakat muda di Indonesia yang gemar mengonsumsi makanan dan minuman dengan tambahan pemanis tinggi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular, salah satunya gagal ginjal.

    Dalam rapat kerja antara Komisi IX DPR RI dan Kementerian Kesehatan, Netty menyoroti promosi menarik dari berbagai aplikasi, seperti diskon minuman manis setiap pembelian tertentu. Ia juga mengkritik perusahaan makanan dan minuman yang meningkatkan konsumsi gula tanpa memperhatikan risiko kesehatan.

    Netty mengungkapkan kekhawatirannya setelah melihat anak Tenaga Ahli berusia 23 tahun harus menjalani cuci darah karena kebiasaan mengonsumsi makanan berpemanis yang dibeli secara online. Ia juga menemukan siswa kelas lima SD di Karawang yang harus menjalani cuci darah karena mengonsumsi teh dengan kandungan gula tinggi.

    Dalam tanggapannya, Netty menilai Kementerian Kesehatan seperti “pemadam kebakaran” yang tidak cukup mengendalikan konsumsi gula, lemak, dan garam. Netty juga menyoroti biaya perawatan yang tinggi bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang harus menjalani cuci darah.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi dengan menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan screening penyakit tidak menular sebanyak 60 juta kasus. Budi mengakui bahwa kasus penyakit akibat gula masih tinggi. Pemerintah telah siap menerapkan label Nutri-Grade untuk membantu masyarakat dalam memilih minuman yang lebih sehat.

    Namun demikian, Budi tidak menjelaskan secara rinci kendala yang dihadapi Kementerian Kesehatan dalam mengikuti jejak Singapura dalam mendorong masyarakat untuk memilih minuman yang lebih sehat.

    Source link