Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara kedua dengan kasus Tuberkulosis (TB atau TBC) terbanyak di dunia setelah India. Bahkan, angka yang dicapai lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi mengatakan bahwa menurut data Global TB Report 2023, Indonesia menjadi negara kedua dengan kasus TB terbanyak di dunia dengan estimasi jumlah kasus sebanyak 1,06 juta dan 134 ribu kasus kematian per tahun.
“Ini adalah dua di dunia setelah India, kemudian disusul dengan China. Kita malu, ya, sebagai negara yang besar, TBC, kok, tidak bisa kita dienyahkan dari Indonesia,” ujar dr. Imran dalam Konferensi Pers Hari TBC Sedunia 2024, dikutip Rabu (27/3/2024).
Lebih lanjut, dr. Imran mengatakan bahwa penemuan kasus TBC di Indonesia meningkat cukup signifikan pada 2023. Tahun lalu, Kemenkes RI menemukan sebanyak 820.789 pengidap TBC di Tanah Air.
Menurut dr. Imran, penemuan kasus TBC yang meningkat ini justru baik bagi Kemenkes RI. Sebab, penemuan kasus dapat memudahkan pemerintah untuk menangani dan menurunkan angka penderita TBC di Indonesia.
“Penemuan kasus kita tu meningkat dengan cukup tinggi pada 2023, ada 820 penderita TB yang ditemukan dari estimasi 1.060.000,” ungkap dr. Imran.
“Ini sering jadi pertanyaan, ‘Artinya, kasusnya tambah banyak, ya, dok?’ Sebetulnya penemuan kasus yang semakin baik itu secara program bagus karena kita bisa segera mengobati mereka sehingga tidak menyebarkan ke orang lain,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Imran menyoroti tingginya penemuan kasus TBC pada anak di Indonesia. Pada 2023 lalu, Kemenkes RI menemukan 134.528 kasus TBC pada anak atau lebih tinggi 2,5 kali daripada 2021. Sebagai informasi, pada 2021 Kemenkes RI “baru” menemukan 42.187 anak pengidap TBC.
“Jadi kalau penemuan kasus secara nasional itu naik sebanyak 40 persen, tetapi TB anak itu meningkatnya cukup tinggi. Ini yang harus kita waspadai juga,” kata dr. Imran.
dr. Imran juga mengaku bahwa cakupan terapi pencegahan TBC di Indonesia masih sangat rendah, yakni hanya 2,6 persen dari target 50 persen.
Berdasarkan data yang disajikan dr. Imran, Jawa Barat menjadi provinsi dengan estimasi kasus TBC tertinggi di Indonesia, yakni sebanyak 175.255 penderita, kemudian diikuti oleh Jawa Timur (93.309), Sumatra Utara (83.949), Banten (47.191), dan Sulawesi Selatan (47.075).
Sebagai informasi, TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar melalui percikan ludah (droplet) saat penderita TBC berbicara, tertawa, bersin, hingga batuk. Menurut dr. Imran, kuman penyebab TBC sudah berusia hampir serupa dengan Bumi.
“TBC itu adalah penyakit yang cukup lama dan kalau dilihat dari ceritanya, kuman TBC itu umurnya sudah 150 juta tahun yang lalu. Jadi, mungkin hampir sama dengan adanya Bumi,” ungkap dr. Imran.
Lantas, apa saja gejala TBC? Berikut delapan gejala umum TBC menurut Kemenkes RI.
Gejala Penyakit Tuberkulosis:
Batuk lebih dari dua minggu
Berkeringat saat malam hari tanpa aktivitas
Nafsu makan berkurang
Mengalami sesak napas
Dahak dengan bercak darah
Malaise (lelah, tidak nyaman, kurang enak badan)
Penurunan berat badan
Demam dan menggigil
Artikel Selanjutnya
Lagi Musim Hujan, Kemenkes Warning Penyakit Mematikan Ini
(rns/rns)