Belakangan ini, terdapat aksi sejumlah pemuda yang menggunakan motor untuk konvoi di jalanan Jakarta. Banyak dari mereka berperilaku arogan dan tidak jarang sengaja menciptakan kerusuhan. Bahkan beberapa pemuda tersebut telah diamankan oleh petugas, namun fenomena ini terus berlanjut. Baru-baru ini, konvoi tersebut terlihat di jalan HR. Rasuna Said, Jakarta pada Minggu sore.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi angkat bicara mengenai penyebab dari rombongan konvoi para pemuda yang sering membawa bendera dan berperilaku arogan.
“Aktivitas pemuda atau pelajar melakukan konvoi di sore hari adalah untuk menggantikan kegiatan yang dulunya dikenal dengan Sahur On The Road (SOTR), karena kegiatan tersebut sering dilakukan operasi kepolisian,” ujar Ade Ary saat dihubungi pada Minggu.
Menurutnya, banyak dari para pelaku mencoba menggantikan kegiatan SOTR dengan Takjil On The Road (TOTR), yaitu kegiatan berkeliling menggunakan motor atau kendaraan sambil membagikan takjil.
“Sekarang mereka mencoba mengalihkannya dengan Takjil On The Road (TOTR),” tambahnya.
Ade Ary menyatakan bahwa kegiatan tersebut sering dilakukan terutama oleh para pelajar yang dikoordinir oleh para alumni dari sekolah dengan maksud menciptakan kerusuhan.
“Pelakunya adalah alumni pelajar dan korban yang menjadi pelajar dengan modus membagikan takjil. Namun pada kenyataannya, mereka melakukan konvoi dan bertemu dengan kelompok lain sehingga terjadi benturan antara kelompok konvoi tersebut,” jelasnya.