Masyarakat Indonesia sangat familiar dengan gorengan. Banyak makanan khas Nusantara yang diolah dengan cara digoreng dalam minyak panas hingga garing.
Sayangnya, beberapa penelitian telah menunjukkan dampak buruk makanan yang digoreng terhadap kesehatan. Bahkan, ada klaim bahwa gorengan dapat menurunkan kecerdasan anak. Benarkah demikian?
Dr. Uma Naidoo, seorang ahli otak dari Harvard Medical School, mengatakan bahwa makanan yang digoreng termasuk dalam daftar makanan yang dapat merusak otak.
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 18.000 orang menemukan bahwa pola makan tinggi gorengan terkait dengan penurunan skor memori dan kognisi. Ini berarti, kemampuan otak anak dapat menurun jika terus-menerus mengonsumsi gorengan.
Sebagai alternatif, Dr. Uma menyarankan untuk memilih versi makanan favorit yang dipanggang atau dikukus.
Perlu diketahui, minyak goreng mengandung lemak trans yang tidak sehat. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, menurunkan daya ingat, menyebabkan volume otak lebih kecil, dan menurunkan kognisi.
Selain itu, gorengan juga dapat menyulitkan otak seseorang dalam mengontrol pola makan. Lemak trans dapat menyebabkan peradangan yang menghambat otak dalam mengontrol asupan makanan. Oleh karena itu, orang mungkin kesulitan untuk mengontrol berapa banyak mereka makan, kapan harus berhenti makan, ataupun jenis makanan yang seharusnya mereka konsumsi.
Selanjutnya: Ahli Harvard Ungkap 4 Kebiasaan Terbaik untuk Kesehatan Otak
(hsy/hsy)