Korea Selatan (Korsel) dihebohkan dengan rencana penyelenggaraan festival seks terbesar di negara tersebut. Acara tersebut berjudul ‘KXF The Fashion’ yang semula akan dihadiri oleh sejumlah bintang porno asal Jepang, aktor film dewasa (AV), namun harus dibatalkan dalam waktu 24 jam sebelum pelaksanaannya.
Pembatalan acara tersebut disebabkan oleh kemarahan warga Korea Selatan yang memunculkan berbagai kekhawatiran, termasuk dugaan kegiatan ilegal seperti prostitusi. Beberapa pemerintah daerah juga melarang acara tersebut dan menyebutnya berpotensi menyelenggarakan kegiatan ilegal.
Festival yang diselenggarakan oleh Play Joker awalnya dijadwalkan berlangsung di Suwon, namun dipindahkan ke Paju dan akhirnya dibatalkan di tempat-tempat alternatif di sepanjang Sungai Han dan di Distrik Gangnam Seoul.
Wali Kota Kim Kyung-il dari Kota Paju, Provinsi Gyeonggi, mengekspresikan keprihatinannya terhadap acara tersebut. Ia menyebut adanya kecurigaan prostitusi di festival dewasa tersebut dan menekankan perlunya regulasi yang ketat untuk mencegah hal tersebut.
Korsel memiliki pendekatan konservatif terhadap hiburan dewasa, di mana pertunjukan telanjang di depan umum dan penjualan pornografi ilegal. Beberapa kelompok perempuan pun memprotes festival tersebut dengan alasan bahwa acara tersebut mendorong eksploitasi dan objektifikasi perempuan.
Selain itu, terdapat ancaman terhadap pemain dan penyelenggara acara tersebut, di mana mereka diancam akan diserang dan bahkan ditikam jika hadir di acara tersebut. Meskipun acara tersebut menyatakan tidak ada yang ilegal terjadi di dalamnya, namun kontroversi seputar acara tersebut semakin membesar.
Dengan adanya penolakan dan kontroversi yang muncul, festival tersebut dianggap sebagai hal yang melanggar prinsip administrasi berbasis aturan dan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat Korea Selatan.