More

    Silaturahmi Kebangsaan MPR Sebelum Transisi Kepresidenan, Bamsoet Memimpin

    Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa MPR RI bakal melakukan silaturahmi kebangsaan ke berbagai tokoh bangsa menjelang transisi politik kepemimpinan nasional, yakni pergantian presiden dan wakil presiden.
    Menurutnya silaturahmi itu juga dilakukan guna memastikan bahwa perjalanan bangsa Indonesia tetap tegak lurus dan bermuara pada terwujudnya cita-cita nasional yang telah digariskan oleh para pendiri bangsa, yaitu menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

    “Dengan menggunakan format pertemuan meja bundar bersama pimpinan lembaga negara. Membahas berbagai hal penting seputar kebangsaan untuk memastikan transisi pemerintahan berjalan efektif dan efisien,” kata Bamsoet dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan tokoh-tokoh yang bakal ditemui yakni, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin, Presiden dan Wapres Terpilih Prabowo-Gibran, Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wapres ke-6 Try Sutrisno, Wapres ke-9 Hamzah Haz, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, dan Wapres ke-11 Boediono.

    Selain itu, dia juga mengatakan bakal bersilaturahmi dengan para mantan Ketua MPR RI, pimpinan partai politik, serta pimpinan organisasi sosial kemasyarakatan termasuk organisasi keagamaan.

    Dia mengatakan silaturahmi tersebut diperlukan agar MPR RI bisa tetap membumi di berbagai kalangan. Sebagai rumah kebangsaan yang menjaga kemajemukan bangsa, menurutnya MPR juga menjadi pengawal ideologi Pancasila, serta penegak konstitusi dan kedaulatan rakyat, hingga menjadi benteng bagi NKRI.

    Silaturahmi kebangsaan itu menurutnya dilandasi pada prinsip bahwa kemerdekaan yang diraih sejak 78 tahun yang lalu, tidaklah terlahir dari ruang hampa dan bukan pula didapatkan secara instan, ataupun hasil pemberian.

    Namun menurutnya kemerdekaan adalah buah dari perjuangan dan pengorbanan yang didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, yang dirahmati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

    Menurutnya kerja keras dan perjuangan para pendiri bangsa sejak dulu dan dilanjutkan hingga saat ini, menjadi modal bangsa dalam melangkah menuju Indonesia Emas 2045 yang dicita-citakan demi membuat rakyatnya sejahtera, yang ditandai dengan nihilnya angka kemiskinan.

    “Mewujudkannya, tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Melainkan perlu gotong royong dari berbagai pihak dan kalangan,” kata dia.