Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mengalami peningkatan. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, kasus mencapai 88.593 sepanjang tahun 2024, tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Kementerian Kesehatan menyalahkan kurangnya optimalisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur). Faktor manusia dan lingkungan, serta perubahan iklim juga mempengaruhi peningkatan kasus. Kota dan Kabupaten Bandung memimpin jumlah kasus dan kematian tertinggi. Deteksi dini dan intervensi diperlukan untuk menekan penyebaran DBD. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat peningkatan kasus DBD secara global selama dua dekade terakhir. Penurunan kasus antara tahun 2020-2022 akibat pandemi COVID-19 diikuti dengan peningkatan kasus secara global pada tahun 2023.