Jakarta, CNBC Indonesia – Tidak hanya orang dewasa, gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) juga bisa dialami oleh anak-anak. Pada dasarnya, OCD pada anak memiliki gejala yang sama dengan orang dewasa.
OCD merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya terobsesi akan sesuatu dan melakukan kegiatan yang berulang-ulang. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, serta ketidaknyamanan yang ada pada diri sendiri.
Seorang anak yang mengalami OCD memiliki pikiran obsesif yang sulit dikontrol. Anak akhirnya menggunakan ritual kompulsif untuk mengendalikan ketakutan, seperti mencuci tangan secara berlebihan.
Perilaku kompulsif adalah ritual berulang yang digunakan untuk meredakan kecemasan. Bentuknya bisa berupa:
– Mencuci tangan berulang kali (seringkali 100 kali atau lebih dalam sehari)
– Memeriksa ulang berkali-kali, seperti memastikan pintu terkunci
– Mengikuti aturan tata tertib yang tegas, seperti mengenakan pakaian dengan urutan yang sama setiap hari
– Menimbun benda
– Mengelompokkan benda atau meletakkan benda dalam urutan tertentu
– Mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh diri sendiri atau orang lain
– Mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali
– Mengulangi suara, kata, angka, atau musik untuk diri sendiri
Ketika seorang anak menderita OCD, pikiran obsesif dan ritual kompulsif bisa menjadi sangat sering dan kuat. Hal tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan perkembangan mereka.
Pada anak-anak, biasanya OCD mudah didiagnosis karena gangguan itu muncul dengan bentuk yang nyata.
Berikut adalah dua tanda anak Anda mungkin menderita OCD:
1. Anak terus-menerus merasa tidak aman
Salah satu tanda utama anak menderita OCD adalah jika si kecil berulang kali bertanya apakah mereka akan baik-baik saja, bahkan jika mereka sebenarnya tidak dalam bahaya. Beberapa gejala lain yang harus diwaspadai meliputi:
– Takut kuman dan terus-menerus cuci tangan
– Selalu khawatir akan jatuh sakit
– Memiliki keterikatan yang berlebihan. Misalnya, mereka tidak mau menginap di rumah sepupunya karena mereka takut hal buruk terjadi dengan orang tuanya.
2. Anak membutuhkan kepastian bahwa mereka tidak menyakiti siapa pun
Seorang anak dengan OCD biasanya juga khawatir bahwa mereka telah menyakiti orang lain. Beberapa gejala spesifik misalnya ketika anak sering bertanya “Kamu masih sayang aku, kan?”
[Gambas:Video CNBC]