AstraZeneca, perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Covid-19 dengan merek Covishield, mengakui bahwa produknya dapat menyebabkan efek samping langka. Efek samping tersebut termasuk pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengonfirmasi bahwa Covishield dapat menimbulkan efek samping yang mengancam jiwa.
WHO menyebutkan bahwa efek samping langka yang disebut sebagai Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia, terjadi setelah vaksinasi dengan Covishield. Efek samping ini melibatkan pembekuan darah yang tidak biasa dan parah yang terkait dengan jumlah trombosit yang rendah.
Menurut Dewan Organisasi Ilmu Kedokteran Internasional, efek samping ini sangat jarang terjadi, kurang dari 1 dalam 10 ribu kasus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Covishield dalam melindungi penerima vaksin dari virus corona baru berkisar antara 60 hingga 80 persen, namun ada risiko pembekuan darah yang fatal.
Di Inggris, terdapat gugatan class action yang mengklaim bahwa Covishield dapat menyebabkan kematian dan cedera parah. Para penggugat meminta ganti rugi hingga 100 juta poundsterling untuk sekitar 50 korban. Salah satu penggugat mengalami cedera otak permanen dan tidak bisa bekerja lagi setelah mengalami pembekuan darah.
AstraZeneca membantah klaim ini, tetapi mengakui bahwa dalam kasus yang sangat jarang, Covishield dapat menyebabkan Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia yang ditandai dengan pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.