I Nyoman Yasa (70) adalah seorang perajin bambu di Bangli, Bali, yang mengalami keterbatasan fisik pada kaki dan tangannya. Sejak muda, Yasa telah menjadi perajin bambu dan biasanya membuat sangkar ayam dari bambu menggunakan tangan yang tidak sempurna. Meskipun hidup dengan keterbatasan, Yasa tetap gigih dan tidak pernah menyerah.
Saat ini, di usia 70 tahun, tubuh Yasa sudah tidak sekuat dulu. Dahulu, ia bisa memotong dan menebang sendiri 10 batang bambu untuk sangkar ayam, namun sekarang hanya mampu separuhnya. Meskipun demikian, Yasa tetap bersyukur dengan apa yang ia miliki.
Proses pembuatan sangkar ayam membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 2 hari untuk selesai. Hasil karyanya biasanya dijual ke pengepul di pasar atau bisa juga ada yang memesan langsung ke rumahnya.
Yasa tidak sendirian dalam perjuangannya, ia tinggal bersama adiknya, Ketut Tapa, dan keluarga besar adik bungsunya. Dari enam bersaudara, hanya Yasa dan Ketut yang lahir dengan keterbatasan fisik. Meskipun demikian, mereka saling mendukung dan menopang satu sama lain.
Ketut Tapa juga tidak tinggal diam, ia menjadi pembuat tangkih dan porosan yang sering digunakan umat Hindu. Meskipun kondisi fisiknya menurun, Ketut masih gigih dalam membuat tangkih dan porosan.
Meski lahir dengan keterbatasan fisik, Yasa dan Ketut tidak pernah diucilkan oleh keluarga atau masyarakat sekitar. Mereka menjadi contoh semangat hidup bagi banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa meski tubuhnya tidak sempurna, namun mereka tetap mandiri dan tidak pasrah menghadapi cobaan.
Sahabat Baik, mari kita bantu Yasa dan Ketut dengan berdonasi melalui berbuatbaik.id. Donasi yang diberikan akan tersalurkan sepenuhnya dan memberikan harapan bagi kehidupan mereka.