Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno menegaskan bahwa Indonesia tidak menutup pintu masuk bagi wisatawan asal Singapura meskipun terjadi lonjakan kasus Covid-19 varian baru.
Sandi mengatakan, hingga saat ini Pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk membatasi pergerakan wisatawan dari Singapura meskipun lonjakan kasus Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 di Negeri Singa terjadi secara signifikan dalam dua pekan terakhir.
“Tidak ada larangan,” tegas Sandi dalam temu media daring Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (20/5/2024) lalu.
Meskipun tidak ada larangan masuk, Sandi dengan tegas meminta para wisatawan untuk mematuhi aturan protokol kesehatan yang berlaku, yakni menggunakan masker saat kondisi tubuh kurang sehat dan mengikuti imbauan dokter.
“Pastikan sebelum berwisata ke Indonesia untuk melakukan pengecekan kondisi dengan selalu mematuhi protokol-protokol [kesehatan], seperti kalau dalam keadaan kurang sehat gunakan masker dan tentunya ikuti anjuran dokter,” jelas Sandi.
Sebelumnya, Singapura melaporkan gelombang kasus varian baru Covid-19, yakni KP.1 dan KP.2 dalam dua pekan terakhir. Kedua varian yang termasuk dalam kelompok varian Covid-19 FLiRT itu disebut menyumbang lebih dari dua pertiga kasus di Negeri Singa.
Pada pekan 5-11 Mei 2024, Pemerintah Singapura mencatatkan 25.900 kasus Covid-19 yang terdeteksi. Angka tersebut diklaim meningkat 90 persen dari pekan sebelumnya, yakni ‘hanya’ sebanyak 13.700 kasus.
Selain itu, jumlah pasien yang rawat inap di rumah sakit juga meningkat pada periode yang sama. Tercatat, rata-rata jumlah pasien rawat inap harian meningkat menjadi 250 orang. Pada pekan sebelumnya, rata-rata angka rawat inap baru mencapai 181 pasien.
Terkait peningkatan jumlah kasus tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin justru memprediksi bahwa Indonesia akan mengikuti jejak Singapura dalam hal lonjakan kasus Covid-19. Namun, ia meminta masyarakat untuk tidak panik.
Budi mengatakan, Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 yang menyebabkan lonjakan kasus di Singapura berpotensi masuk ke Indonesia karena Negeri Singa adalah negara tetangga terdekat RI. Selain itu, pergerakan masyarakat di antar kedua negara tergolong tinggi.
“Singapura tetangga dan trafiknya antara Singapura dan Indonesia juga cukup tinggi. Saya rasa, sih, pasti akan masuk ke Indonesia yang [varian] KP, ya,” kata Budi saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR RI, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Meskipun demikian, Menkes RI meminta masyarakat Indonesia untuk tidak panik terhadap ancaman lonjakan kasus varian baru Covid-19 ini. Sebab, tingkat penularan varian KP.1 dan KP.2 diklaim masih tergolong rendah dan banyak warga RI yang sudah menerima vaksin Covid-19.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Waspada, Puncak Gelombang Baru Covid-19 Singapura Terjadi Bulan Juni
(miq/miq)