Jakarta, CNBC Indonesia – Kasus kamera tersembunyi atau “Molka” (mollae-kamera/ mengambil gambar secara licik) yang melibatkan sejumlah megabintang K-Pop kembali viral dan heboh. Kasus ini meledak tahun 2019 lalu, dikenal sebagai Skandal Burning Sun.
Skandal ini kembali viral menyusul penayangan film dokumenter oleh akun Youtube BBC World Service (BBC), 19 Mei 2024. Saat para terdakwa yang divonis dengan sanksi penjara beragam, kini telah bebas.
BBC menyebut, film dokumenter yang digarap oleh tim investigasinya, BBC Eye, memuat kisah 2 jurnalis (wartawan) perekomuan di Korea Selatan yang mengemban tugas menyelidiki skandal seks yang melibatkan bintang K-pop terkemuka dan sosok pejabat tinggi.
Kedua wartawan itu adalah Park Hyo-sil dan Kang Kyung-yoon.
“Ini adalah kisah oleh mereka yang berusaha menegakkan keadilan,” begitu bunyi narasi di menit awal film dokumenter tersebut, dikutip Kamis (23/5/2024).
Film itu mengungkapkan secara gamblang peristiwa awal pemantik yang membuat kasus ini mencuat hingga Skandal Burning Sun meledak.
Juga menjabarkan bagaimana jurnalis mendapatkan bocoran informasi hingga proses pengungkapan isi ponsel Jung Joon-young, yang tak hanya memuat video – foto eksplisit, tapi juga perbincangan para terdakwa setelah melakukan aksinya – menertawakan perbuatan mereka dalam grup chat.
Dan, tak hanya itu.
Film dokumenter Skandal Burning Sun ini juga menjabarkan cerita di balik upaya para jurnalis dan pihak terkait dalam membongkar kasus tersebut.
Kedua wartawan tersebut mengaku mendapat serangan dari para fans terdakwa. Mulai dari teror telepon, ujaran kebencian (hate comments) atau kata-kata kasar yang dikirimkan secara langsung maupun pada kolom-kolom komentar, menyebarkan foto-foto pribadi dengan kata-kata kasar menghujat, hingga pernyataan mengancam.
Hal itu kemudian membuat si wartawan sempat kesulitan keluar rumah, bahkan harus mengalami keguguran.
Meski kemudian, kedua jurnalis tersebut mengaku kini telah mendapat dukungan dan juga permohonan maaf dari penonton yang juga mengaku pernah melontarkan ujaran kebencian ke mereka.
Salah satu ujaran kebencian yang dilontarkan adalah dengan embel-embel feminisme.
Kang Kyung-yoon mengungkapkan rasa syok dan geramnya saat melihat data-data dari ponsel Jung Joon-young.
“Mereka sangat menjijikkan, bermain-main dengan perempuan seolah-olah mereka mainan,” katanya, sebagaimana dikutip dari tayangan film dokumenter Skandal Burning Sun di Youtube BBC, Kamis (23/5/2024).
Foto: Burning Sun (Tangkapan layar BBC World Service)
Burning Sun (Tangkapan layar BBC World Service) |
Sebelum memutuskan membongkar skandal tersebut, Kang Kyun-yoon mengaku sadar akan konsekuensi yang akan dihadapi karena membongkar sisi gelap industri K-Pop. Termasuk, potensi dirinya akan mengalami pelecehan.
Baik Park Hyo-sil maupun Kang Kyung-yoon mengaku sedang hamil saat mereka mulai menginvestigasi kasus terkait skandal Burning Sun.
“Seiring upaya penegakan keadilan dilakukan, troll – para penghujat menyerang Kang secara pribadi,” sebut BBC.
“Saat itu aku sedang hamil. Jadi mereka memanggilku femi-bitch. Femi-bitch yang hamil. Femi-bitch sayap kiri,” kata Kang Kyung-yoon bercerita dalam film dokumenter tersebut.
“Itu adalah pertama kalinya dalam hampir lima tahun pernikahan saya berhasil hamil, jadi saya sangat takut, kalau-kalau sesuatu terjadi pada bayi saya. Hati saya sangat kesepian dan lelah,” tuturnya.
Lalu, kenapa Kang Kyung-yoon dihujat sebagai “femi-bitch” atau “feminis jalang/ sialan”, “feminis jalang/ sialan yang hamil”, “feminis sialan/ jalang sayap kiri”?
Apakah menjadi feminis adalah hal berbahaya di Korea Selatan?
Melansir The Korea Herald, ada sederet kasus penyerangan terhadap perempuan di Korea Selatan karena dianggap feminis hanya karena berambut pendek. Salah satunya, pemanah An San, peraih medali emas di Olimpiade Tokyo. Atlet Korea Selatan ini menghadapi kritik yang tidak beralasan dari kelompok online yang didominasi pria. Penghinaan tersebut berpusat pada rambut pendeknya dan pendaftarannya di universitas wanita.
Dia pun dijuluki feminis oleh troll (pencela/ penghujat online) dan diserang di akun media sosialnya.
Jika merujuk KBBI, feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria.
Lalu mengapa feminis atau feminisme jadi hal dianggap berbahaya atau pantas dihujat di Korea Selatan?
“Berbeda dengan gerakan feminis di Amerika Utara dan Eropa, istilah “feminis” di Korea sering dikaitkan dengan persepsi sebagai “pembenci laki-laki”, yang menyebabkan degradasi wacana publik menjadi pertarungan antar jenis kelamin,” demikian mengutip The Korea Herald, Kamis (23/5/2024).
Foto: Burning Sun (Tangkapan layar BBC World Service)
Burning Sun (Tangkapan layar BBC World Service) |
Disebutkan, hal ini berawal dari gerakan “Potong Korset” pada tahun 2018, yang menentang definisi kecantikan perempuan, di mana banyak perempuan mengunggah foto dirinya dengan rambut dipotong pendek, produk kosmetik hancur, atau tumpukan potongan rambut. Saat gerakan ini menguat, muncul prasangka “anti-korset” adalahb juga feminisme dan menyamakannya dengan potongan rambut pendek.
Yang akhirnya memicu pernyataan yang disebarkan luas secara online, “bukankah wanita dari sekolah khusus wanita yang mengenakan celana dan kacamata tanpa riasan dan rambut pendek adalah feminis?”
Di sisi lain, mengutip The Korea Times, kemarahan atas feminisme ini juga disebut sebagai bentuk protes laki-laki di Korea Selatan yang merasa diperlakukan tak adil. Karena adanya ketentuan wajib militer dan universitas khusus perempuan.
Skandal Burning Sun
Film berdurasi 59.28 menit itu mengupas rentetan kronologi pengungkapan skandal menghebohkan industri hiburan Korea Selatan. Hingga hari ini, Kamis (23 Mei 2024, pukul 16.18 WIB), film dokumenter judul “Burning Sun: Exposing the secret K-pop chat groups” itu sudah ditonton sebanyak 2.909.351 kali dan mendapat 150-an ribu like.
Dalam narasinya, BBC menuliskan, kejahatan kriminal para terdakwa Skandal Burning Sun tak akan terungkap seandainya data dari ponsel Jung Joon-young tidak bocor.
Jung Joon-young adalah penyanyi solo Korea Selatan yang terkenal. Dalam skandal ini, dia divonis 6 tahun penjara atas pemerkosaan beramai-rama atau gang rape, pengambilan gambar secara tersembunyi lalu didistribusikan secara ilegal.
“Informasi itu (bocoran data ponsel Jung Joon-young) itu sampai ke tangan jurnalis Korea, Kang Kyung-yoon,” tulis BBC pada deskripsi film dokumenter tersebut, dikutip Kamis (23/5/2024).
Kang Kyung-yoon kemudian memutuskan memverifikasi data-data pada ponsel tersebut. Yang memuat ratusan foto dan video eksplisit.
“Skandal ini melibatkan klub papan atas di Gangnam, Burning Sun. Di mana, salah satu temannya, anggota Big Bang Seungri, adalah DJ dan CEO,” sebut BBC.
“Wanita dibius di dalam klub malam, dan diserang secara seksual oleh pria yang menghadiri klub tersebut. Kang dan rekan jurnalis Park (Park Hyo-sil) menceritakan kisah penyelidikan mereka dan bagaimana mereka menjadi target untuk mengungkap bintang-bintang tersebut,” tulis BBC.
Di akhir film, BBC menyebut, meski Skandal Burning Sun meledak, dan para terdakwa divonis penjara, tak banyak berubah dari kehidupan di balik industri hiburan Korea Selatan, sisi gelap yang tersembunyi di kafe-kafe bertebaran di pusat-pusat hiburan negara itu.
Namun, baik Park Hyo-sil dan Kang Kyung-yoon tetap berharap, Skandal Burning Sun jadi peringatan akan bagaimana korupsi menyangkut seks dan kekuasan di industri K-Pop bisa terjadi.
“Kami melempar satu kerikil ke dalam kolam besar[…]Airnya sudah tenang kembali tapi saya berharap kerikil tersebut masih ada dalam ingatan orang-orang, sehingga jika hal seperti itu terjadi lagi, kami dapat menghentikannya lebih awal,” kata Kang Kyung-yoon.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Ahli Ungkap Alasan Angka Bunuh Diri Korea Tertinggi di Dunia
(dce/dce)