Jakarta, CNBC Indonesia – Singapura mencatat kenaikan jumlah kasus Covid-19 pada awal bulan ini. Setidaknya 25.900 kasus tercatat selama 5-11 Mei 2024 dan 250 orang per hari yang dirawat di rumah sakit.
Kabarnya kasus tersebut berasal dari varian bernama FliRT. Varian tersebut terjadi di Amerika Serikat (AS) dan dilaporkan bisa membuat jumlah kasus meningkat selama musim panas.
Berikut 5 fakta terkait kasus Covid-19 terbaru ini, dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Jumat (24/5/2024):
1. Varian
Kelompok varian FLiRT terdiri dari varian KP.1 dan KP.2, dan strainnya berasal dari keterunan JN.1 yang merupakan cabang varian Omicron.
JN.1 juga jadi penyebab gelombang Covid-19 yang terjadi di Singapura pada Desember 2023. Sementara itu KP.2 terdeteksi di India pada awal Januari dan mendominasi kasus di Amerika Serikat (AS) sebanyak 28% pada pertengahan Mei.
KP.2 lebih cepat menyebar dari KP.1. Varian tersebut juga telah masuk dalam Varian Dalam Pemantauan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
2. Gejala
Centers for Disease Control and Prevention atau CDC AS telah merilis sejumlah gejala varian FLiRT. Berikut daftarnya:
Demam atau menggigil
Batuk
Sakit tenggorokan
Hidung tersumbat atau meler
Sakit kepala
Sesak napas
Kelelahan
Kehilangan indra perasa dan penciuman, tubuh terasa kurang kesadaran, hingga gejala gastrointestinal (sakit perut, diare ringan, dan muntah)
3. Risiko
Terkait kekebalan tubuh pasien dengan varian FLiRT akan bergantung pada infeksi varian sebelumnya. John Hopkins Bloomberg School of Public Health menjelaskan mereka yang terkena JN.1 akan terlindungi dari seluruh varian FLiRT.
Sementara pada mereka yang terjangkit varian lebih lama dari JN.1, maka memiliki kekebalan tubuh yang tidak terlalu besar.
4. Pencegahan
Untuk menghindari terinfeksi virus Covid-19 adalah dengan menggunakan masker, terutama untuk yang berada di luar ruangan. Hindari aktivitas dengan banyak orang atau berkerumun dan memastikan ruangan dengan ventilasi yang baik.
5. Efektivitas Vaksin
Menurut sebuah laporan, vaksis berdasarkan varian XBB.1 akan menghasilkan sejumlah antibodi reaktif silang pada JN.1. Namun belum ada penelitian pada beberapa varian itu, ada juga yang memprediksi varian baru tidak menimbulkan reaktif silang.
John Hopkins juga mengatakan belum bisa memastikan akan merekomendasikan pemberian vaksin dosis ketiga atau tidak. Vaksin tambahan kemungkinan tidak diperlukan jika kasus masih rendah.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Studi Ungkap 8 Cara Mudah Memperpanjang Umur hingga 24 Tahun
(npb/mij)