Jakarta, CNBC Indonesia – Pernah bertanya-tanya seperti apa tontonan warga Korea Utara sehari-hari? Yonhap, kantor berita milik Korea Selatan, punya jawabannya.
Terletak di jantung kota Seoul, Korea Selatan (Korsel), Yonhap memiliki departemen khusus yang disebut Biro Pemantauan Media Korea Utara (Korut). Sesuai namanya, biro ini menjalankan tugas penting memantau siaran televisi dari Korea Utara selama 24 jam secara real time.
Korea Utara adalah negara yang sangat tertutup dan secara teknis masih berperang dengan Korea Selatan. Karena itu, memantau gerak-gerik Kim Jong Un, pemimpin absolut Korea Utara, lewat siaran televisi adalah tugas maha penting yang ikut diemban oleh Yonhap.
Foto: Suasana biro pemantauan media Korea Utara di Yonhap News Agency, Seoul, Korea. (CNBC Indonesia/Halimatus Sa’diyah)
|
Jurnalis CNBC Indonesia, Halimatus Sadiyah, berkesempatan mengunjungi biro khusus pemantauan Korut milik Yonhap News Agency di Seoul pada 13 May 2024 lalu. Kunjungan ini merupakan bagian dari program “Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea” yang diinisiasi Korea Foundation bekerjasama dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Terletak di lantai 3 sebuah gedung pencakar langit, rombongan kami diizinkan mengintip isi dapur Biro Pemantauan Media Korea Utara milik Yonhap. Biro ini menempati sebuah ruangan yang tidak begitu besar, sekira 18 meter persegi. Sebuah televisi layar datar menampilkan seorang wanita mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea, sedang membacakan berita. Tak lama berselang, gambar itu berganti menjadi video para tentara Korut dalam beberapa acara militer. Itulah siaran televisi yang menjadi tontonan warga Korea Utara sehari-hari.
Foto: Layar menunjukkan siaran televisi di Korea Utara (Tangkapan layar KCNA)
|
“Di sini satu-satunya tempat di Korea Selatan di mana kita bisa menyaksikan siaran langsung televisi dari Korea Utara,” kata Na Ki Sung, Kepala Biro Pemantauan Media Korea Utara, menjelaskan isi kantornya pada rombongan delegasi asal Indonesia.
Yonhap meneken perjanjian kerjasama dengan Korean Central News Agency (KCNA) milik Korea Utara pada 2002. Dengan perjanjian tersebut, kedua institusi dapat saling memantau berita yang disiarkan masing-masing negara.
Selain layar televisi yang menayangkan siaran langsung dari Korea Utara, kantor ini dipenuhi foto-foto Kim Jong Un serta poster berisi hierarki kepemimpinan pejabat tinggi Pyeongyang. Ada juga peta Ibu Kota Pyeongyang berukuran besar serta foto-foto yang nampaknya menunjukkan peluncuran rudal Korea utara.
Saat kami berkunjung, seorang staf tengah bekerja sambil menatap layar komputer yang menampilkan foto Kim Jong Un mengenakan jaket kulit warna hitam di depan sebuah kendaraan militer.
Foto: Suasana biro pemantauan media Korea Utara di Yonhap News Agency, Seoul, Korea. (CNBC Indonesia/Halimatus Sa’diyah)
|
Foto: Suasana biro pemantauan media Korea Utara di Yonhap News Agency, Seoul, Korea. (CNBC Indonesia/Halimatus Sa’diyah)
|
Na Ki Sung melanjutkan, ada enam staff yang bertugas di Biro Pemantauan Media Korea Utara. Mereka dibagi menjadi tiga shift untuk bergantian memantau siaran televisi dari Korut selama 24 jam.
Dalam sehari, biro menerima 10-13 unit berita. Dari jumlah tersebut, Na Ki Sung beserta timnya membuat 3 hingga 4 laporan serta analisa kondisi sosial, ekonomi, dan keamanan di negeri tetangga. Kabar terkini dari Pyeongyang kemudian ditranslasi oleh tim Yonhap ke dalam enam bahasa agar bisa tersebar ke seluruh dunia.
Korea Selatan dan Korea Utara adalah saudara yang menjadi musuh. Perang Korea yang pecah pada 1950 membuat semenanjung Korea terbelah menjadi dua: selatan dan utara. Secara teknis, kedua negara masih berperang, namun mereka telah menyetujui perjanjian gencatan senjata. Karena itu, kehadiran Biro Pemantauan Media Korea Utara menjadi krusial agar Seoul dapat mengetahui dinamika yang terjadi di Pyeongyang demi menjaga stabilitas keamanan di dalam negeri.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Ahli Ungkap Alasan Angka Bunuh Diri Korea Tertinggi di Dunia
(hsy/hsy)