More

    KPU: Sirekap Tetap Digunakan untuk Pilkada, Tentu dengan Perbaikan

    Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari mengatakan, Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang diklaim menjadi alat bantu penghitungan suara saat Pemilu 2024 akan kembali digunakan untuk Pilkada 2024. Nantinya, karena model Pemilu dan Pilkada berbeda maka desain terbaru sedang dibuat.

    “Untuk Sirekap rencananya akan digunakan untuk Pilkada 2024 karena pada dasarnya di bagian awal kan Sirekap digunakan pertama kali ketika Pilkada 2020. Nah, tentang desainnya dan seterusnya ini sedang kita siapkan,” kata Hasyim di DPR RI, seperti dikutip Kamis (16/5/2024).

    Hasyim memastikan, jika model Sirekap untuk Pilkada 2024 sudah siap maka akan disampaikan ke komisi terkait di DPR RI.

    “Nanti kalau sudah siap kami laporkan di dalam rapat dengar pendapat dalam DPR komisi II ini,” ujar Hasyim.

    Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia mengatakan soal Sirekap bakal diagendakan sesi khusus saat membahas peraturan KPU (PKPU) untuk Pilkada 2024. Dia meminta, KPU tidak terburu-buru menyebut akan kembali menggunakan Sirekap untuk Pilkada 2024. 

    “Kalau Sirekap nanti saja, itu PKPU lain kan. Saya belum clear itu Sirekap, jadi jangan dibilang mau dipakai sekarang,” kata Doli menanggapi.

    Menurut Doli, dari awal kehadiran Sirekap sudah menjadi perhatian Komisi II DPR RI. Bahkan sempat tidak direkomendasikan untuk digunakan saat Pemilu 2024. 

    “Sebetulnya di awal pada pembahasan tingkat Pemilu itu teman-teman sebenarnya merekomendasi kan tidak pakai Sirekap, tapi tiba-tiba muncul Sirekap KPU itu. Jadi itu nanti saja, jadi jangan dibilang itu sekarang akan digunakan (untuk Pilkada),” jelas Doli.

    Meski begitu, Doli tetap mempersilakan KPU jika hendak melalukan desain Sirekap untuk Pilkada 2024. Namun apakah akan digunakan atau tidak, Komisi II akan memberi pandangan. Hal itu mengingat muncul kegaduhan saat Pemilu 2024 akibat Sirekap.

    “Silakan saja kalau mau dipersiapkan, nanti kita lihat. Jangan sampai jangan membuat kekacauan dan kegaduhan seperti kemarin. Gara-gara itu kan jadi fitnah, sudah ada yang mau syukuran, ternyata enggak jadi. Kira-kira gitu jadi nanti aja itu kalau soal mau dipakai apa tidak ya, harus jadi evaluasi,” kata Doli.

    Source link