Jakarta, CNBC Indonesia – Di Arab Saudi ada Al-Waleed bin Khaled Al-Saud, pria berdarah bangsawan yang telah koma selama 18 tahun hingga dijuluki sleeping prince. Namun, ternyata ada catatan koma lain yang memecahkan rekor terlama sepanjang sejarah.
Seorang wanita dari Amerika Serikat telah terbaring lama selama 42 tahun. Dia adalah Edwarda O’Bara yang pecahkan rekor dalam sejarah medis karena mengalami koma terlama.
Kisah ini bermula pada akhir 1969 ketika Edwarda didiagnosis menderita diabetes. Sejak saat itu, ia diberi resep obat insulin oral. Namun, pada perayaan Natal 1969, Edwarda tiba-tiba terserang flu hingga muntah-muntah.
Pada 1970, kondisi Edwarda semakin memburuk dan keluarga langsung membawanya ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan. Sejak saat itu, Edwarda mengalami koma.
Melansir CNN International, sesaat sebelum koma, Edwarda sempat berpesan kepada ibunya, Kaye O’Bara.
“Jangan pernah tinggalkan saya,” ujar Edwarda kepada Kaye.
Kaye benar-benar memenuhi permintaan tersebut. Selama hidupnya, Kaye terus merawat Edwarda yang hidup dalam kondisi koma. Setiap dua jam sekali, Kaye memberikan susu formula bayi kepada Edwarda melalui selang makanan.
Selain itu, Kaye juga rutin memberikan suntikan insulin, membalikkan tubuh Edwarda agar tidak mengalami kelainan tubuh akibat terlalu banyak berbaring, hingga mengganti popok. Akibat rutinitas tersebut, Kaye sempat menderita radang sendi.
Namun, pada 2007 Kaye meninggal dunia. Sejak saat itu, Edwarda dirawat oleh adiknya, Colleen O’Bara. Setiap dua jam sekali, Colleen mengecek kondisi Edwarda untuk mencegah nyeri akibat terlalu lama berbaring, memberikan insulin, serta memberinya makan lewat selang. Sesekali, Colleen juga membacakan buku dan memutarkan musik untuk Edwarda.
“Dia adalah sahabatku di seluruh dunia,” ungkap Colleen.
Pada 21 November 2012, Edwarda dinyatakan meninggal dunia pada usia 59 tahun setelah mengalami koma selama 42 tahun.
Melansir dari Mayo Clinic, koma adalah kondisi tidak sadar berkepanjangan yang dialami seseorang akibat berbagai masalah kesehatan, seperti cedera kepala traumatis, stroke, tumor otak, keracunan obat atau alkohol, bahkan diabetes atau infeksi.
Koma tergolong sebagai keadaan darurat medis. Bila terjadi, pasien memerlukan tindakan cepat untuk menjaga kehidupan dan fungsi otak. Umumnya, dokter akan melakukan serangkaian tes darah dan pemindaian otak untuk mencoba menentukan apa penyebab koma sehingga perawatan yang tepat dapat dimulai.
[Gambas:Video CNBC]
(hsy/hsy)