More

    Penjelasan Kondisi Koma yang Bertahun-tahun Dialami Pangeran Arab


    Jakarta, CNBC Indonesia – Hingga saat ini, media sosial masih diramaikan oleh kisah Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khaled bin Talal yang mengalami koma selama lebih dari 18 tahun akibat kecelakaan mobil.

    Diketahui Pangeran Al-Waleed dinyatakan mengalami pendarahan otak dan mengalami koma setelah kecelakaan mobil pada 2005 lalu. Selama koma, Al-Waleed dilaporkan sempat dua kali menggerakkan bagian tubuh, yakni pada 2019 dan 2021.

    Fenomena yang menimpa Pangeran Arab dengan julukan “Sleeping prince” itu pun menjadi tanda tanya bagi publik. Sebenarnya, apa itu koma dan mengapa bisa terjadi selama bertahun-tahun?

    Melansir dari laman resmi Mayo Clinic, koma adalah kondisi saat seseorang mengalami kehilangan kesadaran yang berkepanjangan dan tergolong sebagai keadaan darurat medis. Pasien yang mengalami koma wajib mendapat tindakan medis untuk “menjaga” kehidupan dan fungsi otak.

    Ada sejumlah penyebab terjadinya koma, seperti cedera kepala traumatis, stroke, tumor otak, diabetes, kekurangan oksigen, infeksi, hingga keracunan obat atau alkohol. Namun, umumnya dokter melakukan serangkaian tes darah dan pemindaian otak untuk mengetahui penyebab koma secara pasti.

    Selama mengalami koma, otak hanya akan mampu melakukan aktivitas yang cukup minim. Akibatnya, pasien koma tidak dapat sadarkan diri atau menunjukkan tanda-tanda kesadaran meskipun masih dinyatakan hidup.

    Dalam beberapa kasus, pasien yang mengalami koma dapat terbangun secara bertahap, biasanya setelah beberapa minggu. Namun, ada juga beberapa pasien yang tetap koma selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun, tetapi masih dalam kondisi hidup dengan suplementasi nutrisi serta bantuan pernapasan dan fungsi jantung.

    Melansir dari Healthline, ada beberapa tingkatan kondisi yang dialami oleh pasien koma, yakni keadaan vegetatif yang persisten, keadaan sadar minimal, hingga kematian otak. Berikut perinciannya.

    1. Keadaan vegetatif yang persisten.

    Ketika berada dalam kondisi vegetatif yang persisten, pasien tidak dapat menyadari lingkungan sekitarnya dan tidak dapat bergerak dengan sendiri. Terkadang, kondisi ini dapat berlangsung tanpa batas waktu. Jika terjadi, kondisi ini disebut kondisi vegetatif permanen.

    2. Keadaan sadar minimal

    Keadaan kesadaran ini seringkali terjadi ketika seorang pasien keluar dari keadaan vegetatif. Biasanya, mereka menunjukkan tanda-tanda kesadaran yang terbatas dan mampu merespons rangsangan atau permintaan, seperti “pegang tanganku,”.

    Namun dalam waktu yang bersamaan, pasien akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesadaran dalam jangka waktu yang lama.

    3. Kematian otak

    Kondisi ini berbeda dengan koma dan tidak dapat disembuhkan. Definisi kematian otak mencakup kriteria tertentu, salah satunya adalah kurangnya refleks tertentu. Beberapa dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah batang otak dan otak besar pasien masih berfungsi.

    [Gambas:Video CNBC]

    (miq/miq)


    Source link