More

    Duh Banyak Jajanan Pasar Risiko Kanker, Ini Daftarnya




    Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak jajanan pasar ternyata berbahaya dikonsumsi, bahkan ditemukan berisiko menyebabkan kanker.

    Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Lucia Rizka Andalusia menjelaskan pihaknya menemukan jajanan pasar dengan bahan tambahan tidak aman, salah satunya adalah dengan menggunakan formalin.

    “Ini paling banyak nih, Kalau beli bakso, beli soto mi, beli mi goreng, ini mi yang warnanya kuning dan dia awet bisa seminggu lebih dia nggak rusak, bulanan bahkan karena mengandung formalin,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, dikutip Minggu (7/7/2024).

    Selain itu pewarna rhodamin B dan metanil yellow juga sering ditemui ada dalam beberapa jajanan pasar. Padahal bahan tersebut tidak boleh digunakan pada makanan karena berbahaya bagi kesehatan.

    Dalam laman BPOM RI, zat warna metanil yellow digunakan pada industri tekstil, cat, kertas, kulit binatang, indikator reaksi netralisasi (asam basa). Bahan ini akan membuat mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah, serta dampak jangka panjangnya adalah menyebabkan kanker kandung kemih.

    Sementara Rhodamin B bersifat karsinogenik dan digunakan untuk kertas, tekstil (sutra, wool, kapas), sabun, kayu, plastik dan kulit, sebagai reagensia di laboratorium untuk pengujian antimoni, kobal, niobium, emas, mangan, air raksa, tantalum dan tungsten, dan digunakan untuk pewarna biologik.

    Bahan tersebut akan menumpuk di lemak dan akan terus bertambah. Ini juga diserap lebih banyak pada saluran pencernaan dan memiliki ikat protein kuat.

    Kerusakan hati pada tikus terjadi karena mengonsumsinya. Rhodamin B juga menyebabkan gangguan fungsi hati serta kanker hati.

    Kerupuk juga ternyata mengandung boraks. “Bikin kerupuk pakai boraks ini paling banyak. Kerupuk gendar, kerupuk seperti ini mengandung boraks,” kata Rizka.

    Penggunaan bahan tersebut, dia menjelaskan karena harganya murah. Rizka mengatakan akan ada pembinaan hingga sanksi sosial bagi pedagang yang menggunakan bahan-bahan tambahan berbahaya itu.

    “Ini yang digalakkan oleh Badan POM dengan laboratorium kelilingnya Badan POM. Badan POM punya lab keliling yang melakukan uji cepat kandungan bahan tambahan makanan yang berbahaya seperti formalin ini,” katanya.

    “Nah dengan lab-lab keliling ini, kita bisa menembus sampai ke pasar-pasar yang di-close-up-close-up ya untuk mengurangi hal ini,” lanjutnya lagi.

    Saksikan video di bawah ini:

    Kenali Tanda-Tanda Masalah Kulit Jelang Usia Lanjut



    Next Article



    Sehari Ada 1.000 Warga RI Didiagnosis Kanker, Simak Gejalanya!



    (mkh/mkh)

    Source link