Surabaya (beritajatim.com) – Di tengah pesatnya perkembangan dunia perfilman, subsektor animasi Indonesia turut menunjukkan kemajuan signifikan. Karya-karya animasi lokal, terutama animasi 3D, semakin mencuri perhatian dengan mengangkat kekayaan budaya dan pariwisata Indonesia.
Pada tahun 2020, jumlah studio animasi di Indonesia mencapai sekitar 120, menandakan potensi besar yang dimiliki oleh industri kreatif ini.
Intellectual Property atau IP animasi ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga memperkenalkan budaya Indonesia kepada audiens lokal dan internasional. Berikut beberapa IP animasi lokal yang patut mendapat perhatian lebih.
1. Rana Uko
Rana Uko mengisahkan cerita dari daerah Muaro Jambi dan kehidupan masyarakat setempat. Serial ini menceritakan perjalanan waktu Sactya, seorang anak dengan kekuatan magis dari 3.000 SM, dan Tria, seorang gadis dari tahun 2045.
Mereka berdua berusaha menyelamatkan Kompleks Candi Muaro Jambi dari ancaman musuh. Perpaduan cerita yang menarik dan unsur budaya lokal menjadikan Rana Uko layak untuk ditonton.
2. Ako dan Laut
Ako dan Laut berlatar belakang pesisir pantai Timur Indonesia. Ako, seorang pahlawan laut berdarah Maluku yang lahir di Jakarta, sering berpetualang di pantai bersama teman-temannya. Serial ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pengetahuan tentang pariwisata di Maluku melalui ceritanya.
3. Desa Timun
Desa Timun adalah salah satu animasi wayang (aniwayang) pertama di Indonesia. Animasi ini mengisahkan tiga anak kancil lucu bernama Cila, Cili, dan Cilo, yang menjalani keseharian dengan berbagai tingkah laku yang menggemaskan.
Desa Timun telah meraih beberapa penghargaan, termasuk nominasi Film Animasi Pendek Terbaik di FFI 2022 dan penghargaan di KINEKO International Film Festival 2022.
4. Aa dan Sactya
Aa dan Sactya dari RANS Animation Studio mengisahkan perjalanan si Aa dalam mencari 13 batu Nusantarans. Serial ini menampilkan banyak budaya lokal Indonesia, seperti Karapan Sapi dalam episode 5. Dengan cara yang kreatif dan modern, animasi ini memperkenalkan tradisi Indonesia kepada anak-anak.
5. Hip Hip Kido
Berbeda dengan animasi lainnya, Hip Hip Kido menampilkan karakter dalam bentuk boneka. Animasi ini menceritakan keluarga Kido yang terdiri dari Kimi, Aldo, kakek mereka Pak Haji, dan Bang Bawor. Meski setiap episodenya singkat, Hip Hip Kido berhasil menghibur penonton dengan kegiatan bermain dan belajar yang kreatif.
Animasi-animasi lokal ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkenalkan dan melestarikan budaya Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kualitas dan jumlah karya animasi, Indonesia menunjukkan potensinya di industri kreatif global. (mnd/ian)