Dengan berlinang air mata, Sandi menunjuk mobil pemadam tidak dapat bekerja maksimal. Sandi mencontohkan mobil unit 1.000 liter tidak dapat bekerja karena dalam perawatan, sedangkan mobil unit 8.000 liter tidak dapat menyedot air.
“Itu buktinya, mobil unit ini, warga menilai pak, warga tadi saksinya, ada saksi juga wartawan Pak, karena mobil 1.000 liter masih perawatan ga bisa di pakai. Mobil unit 8.000 lagi diusahakan anak-anak isi air, karena enggak bisa nyedot,” ucap Sandi.
Sandi turut menyindir pejabat DPKP Kota Depok yang menganggap apabila terjadi kendala pada pelaksanaan pemadaman, dapat meminta bantuan dari UPT lainnya. Sandi menilai, karena kerusakan mobil damkar dan meminta bantuan dari UPT lain, menyebabkan keterlambatan penanganan kebakaran.
“Kalau dibilang Bapak butuh bantuan UPT lain, itu terlambat, jadi lama makan waktu, akhirnya satu gereja habis, Pak,” ungkap Sandi.
Menurut Sandi, apabila sarpras operasional DPKP tidak memiliki kendala, penanganan kebakaran dapat dilakukan dengan baik.
Sandi pun menyindir kembali Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono yang menyebut dirinya tidak memiliki etika karena memviralkan kendala sarana operasional DPKP tempatnya bekerja.
“Untuk Bapak Wakil nyalahin saya, bilang saya enggak ada etika, saya sudah bicarakan semenjak saya viral. Ini buktinya yang kuasa ngasih lihat Pak, masyarakat kasih lihat. Untuk masyarakat Kota Depok, saya mohon maaf, selamat malam Pak,” ucap Sandi memungkasi.