Nurul menjelaskan, dari beberapa komoditas penyumbang inflasi m-to-m pada Agustus 2024, pihaknya mencatat 5 komoditas utama yang nilainya paling tinggi, yaitu bensin sebesar 0,05 persen, SPP sebesar 0,05 persen, emas perhiasan sebesar 0,02 persen, cabai rawit sebesar 0,02 persen, dan cabai rawit sebesar 0,02 persen, dan ampas kopi 0,01 persen.
“Sementara itu, lima komoditas yang mencatat angka deflasi yang turut menjaga terkendalinya inflasi m-to-m pada Agustus 2024 antara lain komoditas angkutan udara -0,04 persen, bawang merah -0,03 persen, cabai merah -0,02 persen, tomat -0,02 persen, dan telur ayam ras -0,01 persen,” jelasnya.
Menurut data, tingkat inflasi m-to-m di Jakarta pada bulan Agustus lebih tinggi 0,04 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 0,01 persen. Namun data inflasi Jakarta Agustus 2024 y-to-y sebesar 1,98 persen tercatat lebih baik dibandingkan tahun 2023 sebesar 2,93 persen.
Nurul bilang, dari beberapa komoditas tersebut, pihaknya mencatat tiga komoditas penyumbang inflasi y-to-y terbesar di Jakarta pada Agustus 2024 adalah emas perhiasan sebesar 0,32 persen, beras sebesar 0,23 persen, dan bensin sebesar 0,11 persen.
Sedangkan, tiga komoditas penyumbang deflasi angka inflasi y-to-y Jakarta Agustus 2024 adalah telur ayam ras -0,04 persen, air/sabun cuci piring -0,02 persen, dan merah -0,02 persen.