Bondowoso (beritajatim.com) – Kabupaten Bondowoso memiliki ragam objek wisata. Baik yang sudah dikelola profesional oleh Pemkab, maupun yang dirintis oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Di kawasan hutan arak-arak, ada wisata Bukit Potre Koneng (Putri Kuning). Salah satu spot selfie andalan di wisata itu adalah Goa Mustajab.
Sejauh ini, belum ada silsilah pasti mengapa goa itu dinamai Mustajab. Secara istilah, mustajab lazim diartikan sebagai terkabulnya sebuah doa.
Apakah konon dulunya setiap orang yang berdoa di goa itu bisa dikabulkan doanya, atau ada makna lain yang tersirat.
Luqman Baskara (24), seorang pengunjung mengaku terpesona dengan keindahan Goa Mustajab.
“Goanya bagus kalau dijadikan background foto selfie. Kita di atas, backgroundnya di bawah,” kata Luqman kepada beritajatim.com, Jumat (6/9/2024).
Pria asal Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi ini berharap aset alami berupa goa mustajab ini bisa dioptimalkan untuk pengembangan wisata di Bondowoso.
“Asetnya kan sudah ada dan bagus. Tinggal optimalisasi saja, supaya dapat menarik lebih banyak wisatawan ke sini,” ucap pria berkacamata ini.
Oktavian Ima Laili (22), pengunjung lainnya senada dengan Luqman. Walaupun dia mengaku berkunjung di saat yang kurang tepat.
“Goa mustajab itu bagus sebenarnya. Cuma mungkin akan lebih bagus lagi kalau tumbuhan di sekitarnya itu keliatan hijau-hijau,” kata wanita asal Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember ini.
Pada saat musim kemarau di pertengahan tahun ini, rumput dan ilalang di sekitar goa mustajab memang tampak mengering dan gersang.
“Sebagai pengunjung, kita sementara hanya bisa melihat dari atas saja. Misal ada akses ke bawah langsung menuju ke goanya, akan lebih baik lagi,” nilai mahasiswi UIN Khas Jember ini.
I Gede Budiawan, Kabid Kebudayaan pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bondowoso sudah menelisik tentang goa mustajab.
“Goa itu terbentuk secara alami dan tidak ditemukan jejak kreasi tangan orang zaman dahulu,” kata Gede dikonfirmasi BeritaJatim.com terpisah.
Oleh sebab itu, goa mustajab tidak masuk ke dalam aset kebudayaan warisan nenek moyang.
“Artinya, goa mustajab ini masuk di bidang pariwisata bukan kebudayaan. Jika ada jejak ukiran, gambar hasil kreasi zaman dulu, mungkin bisa masuk kategori peninggalan megalitikum,” ulasnya.
Yuni Dwi Handayani, Kabid Pariwisata pada Disparbudpora Kabupaten Bondowoso mengakui bahwa Goa Mustajab jadi spot penunjang wisata di hutan arak-arak.
“Namun untuk pengelolaanya bukan oleh Pemkab Bondowoso tapi dikelola BUMDes Sumbercanting,” kata dia.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Goa Mustajab berada di sekitar perbatasan Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso dengan Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo.
Untuk menikmati spot selfie tersebut, pengunjung bisa masuk ke wisata bukit Potre Koneng.
Tarif tiket masuknya Rp5.000 per orang. Sementara biaya parkir sepeda motor Rp5.000 per unit kendaraan.
Selain terbangun fasilitas gazebo, pengunjung juga bisa menikmati makanan dan minuman yang disediakan setidaknya oleh dua warung yang ada di sana. [awi/beq]