Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) mengklaim, penanganan stunting atau gizi buruk di wilayahnya membuahkan hasil optimal. Kasus stunting di Tangsel menurun drastis dari sebelumnya sempat menyentuh hampir 20 persen, kini tersisa 9,2 persen.
“Sebelumnya sempat menyentuh 19,9 persen, kini sudah turun jauh ke angka 9,2 persen,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar dalam keterangannya, Rabu (2/10/2024).
Dia menegaskan, penurunan kasus stunting harus terus dilakukan, bahkan sampai nol. Oleh karenanya, untuk menuju wilayah yang bebas stunting, kolaborasi berbagai lintas sektor harus terus diupayakan dan diperkuat.
“Ada beberapa hal yang harus terus dilakukan dan dilanjutkan. Misalnya kunjungan rumah oleh tim Ngider Sehat, pelaksanaan pos gizi di seluruh kelurahan, hingga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi balita dan ibu hamil,” ujarnya.
Program PMT lokal hingga bulan Agustus 2024, telah diberikan kepada 1.024 balita atau 72 persen, naik berat badan, 585 balita perbaikan status gizi atau sebesar atau 41,14 persen.
Tak hanya itu, Allin menjelaskan secara detail langkah-langkah lainnya dalam menekan angka stunting, antara lain rujukan balita stunting, wasting dan weight feltering ke rumah sakit rujukan, edukasi kepada masyarakat terkait 1.000 hari pertama kehidupan untuk pencegahan terjadinya stunting.