“Totalnya 20-25 (orang) kalau enggak salah,” katanya di Jakarta pada Kamis.
Sejumlah WNI memilih untuk tetap tinggal di Lebanon, tetapi mereka bukan menolak dievakuasi, kata Retno.
“Ada beberapa (WNI), yang dengan pertimbangan keluarga dan sebagainya, memilih untuk tetap tinggal di sana,” kata dia.
Retno belum bisa memastikan kapan para WNI tersebut diterbangkan ke Indonesia karena saat ini jalur penerbangan di sejumlah negara Timur Tengah menerapkan sistem buka-tutup.
“Karena situasi yang sangat dinamis di lapangan, ruang udara bisa dibuka kemudian ditutup lagi,” ujarnya.
Dia memastikan bahwa pemerintah akan segera memulangkan mereka setelah kondisinya memungkinkan. Kementerian Luar Negeri RI juga akan terus memantau perkembangannya.
“Kita sudah memiliki satu grup para duta besar di Timteng (Timur Tengah) yang setiap waktu melaporkan kepada saya perkembangan di masing-masing negara,” kata Retno.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta agar evakuasi WNI di Lebanon segera dilakukan. Dia mengatakan bahwa perlindungan dan keselamatan mereka harus diprioritaskan.
Israel pada Selasa (1/10) pagi melancarkan serangan darat ke Lebanon setelah menyerang dari udara sejak 23 September. Serangan-serangan itu telah menewaskan sekitar 1.000 orang dan melukai lebih dari 2.700 orang lainnya.
Pada hari yang sama, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian sejumlah pemimpin kelompok Hizbullah oleh serangan Israel.
Baca juga: Kapuspen: Prajurit TNI di Lebanon siap bantu evakuasi WNI ke Indonesia
Baca juga: Presiden Jokowi minta proses evakuasi WNI dari Lebanon disegerakan
Â
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024