Liputan6.com, Jakarta Teka-teki soal masa depan manajer Manchester United, Erik ten Hag, mulai terkuak. Isyarat akan kelanjutan karier pelatih asal Belanda itu terlihat dari keputusan-keputusan INEOS soal pelatih klub.
Saat ini Ten Hag berada di bawah tekanan setelah menjalani awal musim yang buruk di mana The Reds hanya memenangkan tiga pertandingan di semua kompetisi. Dia gagal meyakinkan manajemen setelah membawa MU saat ini berada di posisi ke-14 klasemen Liga Inggris setelah finis di posisi kedelapan musim lalu – posisi terendah mereka sejak 1990.
Terkait dengan itu, anggota dewan MU sudah mengadakan pertemuan di London pada Selasa lalu. Mereka diduga mendiskusikan tentang masa depan Ten Hag di Old Trafford.
Namun, sebetulnya keputusan INEOS sebelumnya mengenai manajer dapat memberikan petunjuk tentang apa yang mungkin terjadi pada Ten Hag. Contohnya, saat perusahaan kimia tersebut menyelesaikan pengambilalihan Nice pada bulan Agustus 2019 dan telah memiliki tujuh manajer, termasuk yang sementara.
Patrick Viera adalah bos pertama Nice di bawah INEOS dan mantan gelandang Arsenal itu melakukannya dengan baik dengan finis di posisi kelima pada 2019/20. Namun, hasil yang diperolehnya memburuk pada musim berikutnya dan ia dicopot dari jabatannya setelah lima kali kalah berturut-turut pada Desember 2019.