Menko PMK Pratikno menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam penanganan tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Beliau mengatakan bahwa TBC tidak bisa diselesaikan hanya oleh Kementerian Kesehatan, melainkan memerlukan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan baik di internal pemerintah maupun masyarakat.
Penguatan infrastruktur dan edukasi masyarakat menjadi fokus utama dalam upaya pemberantasan TBC. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran masyarakat serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk mencegah penyebaran penyakit.
Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P(K), menyatakan pentingnya menjaga kesehatan tubuh melalui pemenuhan nutrisi yang baik dalam mengatasi TBC. Beliau menekankan bahwa pemberian obat-obatan untuk meningkatkan imun tubuh harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Indonesia memiliki potensi untuk menanggulangi TBC dengan sukses dengan melibatkan semua pihak dalam penanganan kesehatan ini. Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari reaktivasi infeksi dan mencegah TB aktif, terutama pada individu dengan kekebalan tubuh rendah.
Pratikno juga mengingatkan bahwa dampak TBC tidak kalah besar dibandingkan dengan COVID-19, sehingga penanganan penyakit ini memerlukan kerja keras dari semua pihak. Semua kementerian dan lembaga terlibat dalam upaya menyelesaikan masalah TBC dari hulu ke hilir.