More

    Penemuan Covid Terkait Herpes Zoster di Singapura

    Sejumlah dokter di Singapura telah mencatat peningkatan kasus herpes zoster selama dua tahun terakhir. Para ahli memperkirakan lebih dari 30 ribu orang terinfeksi setiap tahunnya, yang diyakini terkait dengan populasi yang menua dan penurunan imunitas tubuh akibat pandemi COVID-19. Pimpinan medis di United Primary Care Network, Dr. Kelvin Goh, mengamati bahwa banyak pasien yang terjangkit COVID-19 juga mengalami herpes zoster selama pandemi. Hal yang serupa diungkapkan oleh Dr. Adrian Poh, direktur medis HMI OneCare Clinic, yang menyatakan bahwa jumlah kasus pasien dengan herpes zoster meningkat sekitar 10 persen sejak pandemi dimulai. Meskipun belum ada kepastian mengenai hubungan antara infeksi COVID-19 dan reaktivasi herpes zoster, sebuah studi dari perusahaan farmasi raksasa GSK menunjukkan bahwa orang berusia di atas 50 tahun yang terpapar COVID-19 memiliki risiko 15 persen lebih tinggi untuk terkena herpes zoster dibandingkan dengan yang tidak pernah terinfeksi COVID-19. Penyakit herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-zoster yang merupakan penyebab cacar air. Infeksi ini dapat menimbulkan ruam atau lepuh yang menyakitkan pada kulit. Meskipun jarang berbahaya, herpes zoster dapat menyebabkan nyeri hebat selama berhari-hari hingga bertahun-tahun, bahkan menyebabkan kerusakan saraf. Umumnya, pasien herpes zoster diobati dengan obat pereda nyeri atau antivirus untuk mengurangi gejalanya.